Waduh, Jam Iklim Prediksi Usia Bumi Tinggal 7 Tahun Lagi

JABARNEWS | BANDUNG – Belum lama ini beredar sebuah unggahan yang diduga menampilkan waktu yang tersisa untuk planet Bumi bisa bertahan. Umur Bumi yang tersisa tersebut ditampilkan pertama kali oleh Union Square Manhattan pada Sabtu (19/9/2020).

Jam digital yang terpampang di gedung tinggi tersebut, menunjukkan bahwa usia Bumi tinggal 7 tahun, 101 hari, 17 jam, 29 menit, dan 22 detik hingga anggaran karbon Bumi habis. Jam yang disebut juga sebagai jam iklim ini diresmikan oleh seniman Gan Golan dan Andrew Boyd.

Kedua seniman ini membuat jam iklim sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan efek pemanasan global. Dalam jam digital rancangan Gan Golan dan Andrew Boyd tersebut disematkan pesan bahwa Bumi memiliki tenggat waktu seperti dikutip dari New York Times.

Menurut Golan dan Boyd, tenggat waktu yang tersisa ini didasarkan pada perhitungan Mercator Research Institute mengenai Persamaan Global dan Perubahan Iklim di Berlin. Selain itu, mereka juga mendasarkan jam iklim ini pada laju emisi karbon Bumi yang terjadi saat ini.

Baca Juga:  Dinsos Purwakarta Izinkan E-Warung BPNT Belanja Di Luar Bulog

Dalam sebuah kesempatan, Golan dan Boyd juga menyampaikan bahwa laporan NASA tahun 2019 menunjukkan jika suhu Bumi meningkat 1,5 derajat celcius, maka Bumi akan mengalami gelombang panas ekstrem. Hal ini akan memicu terjadinya kebakaran, kekeringan, dan ketersediaan air yang terbatas.

“Ini adalah cara kami untuk meneriakkan tenggat waktu itu dari atap. Dunia benar-benar mengandalkan kita,” ujar Golan.

Jam iklim tersebut dijadwalkan akan ditampilkan di gedung 14th Street, One Union Square South, hingga 27 September 2020 mendatang.

Golan dan Boyd mengatakan bahwa mereka akan terus menampilkan jam iklim ini di tempat-tempat lain untuk menggambarkan pentingnya memerangi perubahan iklim. Proyek jam iklim ini awalnya digagas oleh Golan pada tahun 2018, ia mendapatkan ide untuk menggambarkan keadaan iklim Bumi ini tak lama setelah putrinya lahir.

Baca Juga:  Harga Sayuran Turun, Ini Kata Disdaging Kota Bandung

Golan kemudian meminta Boyd, seorang aktivis dari Lower East Side, untuk bekerja dengannya dalam proyek jam iklim tersebut.

Sebelumnya, kedua seniman ini pernah membuat jam iklim serupa namun dengan ukuran yang kecil, untuk seorang aktivis remaja asal Swedia, Greta Thunberg.

Keduanya memutuskan untuk menghadiahi aktivis remaja tersebut jam iklim genggam sebelum ia menghadiri KTT Aksi Iklim PBB tahun 2019 lalu.

Dalam proses pembuatan jam iklim ini, mereka terinspirasi dari dua proyek serupa, yakni Jam Kiamat yang dikelola secara daring oleh Buletin Ilmuwan Atom serta Jam Hutang Nasional yang terpampang di dekat Taman Bryant, Manhattan.

Golan dan Boyd memutuskan untuk membuatnya dengan ukuran yang besar dan ditampilkan di ruang publik sebagai sebuah karya seni.

“Ini bisa dibilang angka paling penting di dunia, dan sebuah monument seringkali menunjukkan hal yang penting bagi masyarakat, apa yang ditinggikannya dan apa yang menjadi pusat perhatiannya,” kata Boyd.

Baca Juga:  Tekan Harga Pokok, Kemendes PDTT Gelar Pasar Murah Ramadan

Dengan demikian, Golan dan Boyd yakin bahwa jam iklim ini akan berdampak besar terhadap kesadaran masyarakat tentang iklim di Bumi.

Sementara itu, Gan Golan dan Andrew Boyd memilih Metronome yang merupakan karya Andrew Ginzel dan Kristin Jones untuk menampilkan jam digital penunjuk tenggat waktu Bumi hingga karbon habis ini. Metronome mencakup area setinggi 10 lantai di dinding utara One Union Square South, sehingga dapat dilihat jelas oleh masyarakat.

“Jam iklim ini akan mengingatkan dunia setiap hari betapa bahayanya kita yang sedang berada di ambang jurang,” tutur Stephen Ross, pemilik One Union Square South, tempat jam tersebut diperlihatkan.

Ia menambahkan bahwa inisiatif dari para seniman pengusung jam iklim ini akan mendorong semua orang untuk bergabung dalam memperjuangkan masa depan planet Bumi. (Red)