Bagaimana Stok Vaksin Covid-19 di Kota Bandung, Aman? Ini Klaim Dinkes

JABARNEWS | BANDUNG – Pemerintah semakin masif mempercepat program vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan supaya kekebalan tubuh masyarakat meningkat dan dapat terhindar dari paparan Covid-19.

Bebagai masalah muncul dalam proses pelaksanaan vaksinasi Covid-19 ini, salah satu diantaranya yakni stok vaksin Covid-19 yang mulai menipis. Bahkan dibeberapa daerah ada yang sudah kosong atau habis.

Berbeda di Kota Bandung, Dinas Kesehatan (Dinkes) mengklaim bahwa ketersediaan vaksin didipastikan aman dan tak akan sampai dibiarkan kosong.

Baca Juga:  Kini Di Sukadana Ada Kampoeng Air Loh

Kepala Dinkes Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan, pemerintah pusat telah mengatur pendistribusian kuota vaksin ke setiap wilayah hingga pengaturan tahapan-tahapan sasarannya, seperti tahap pertama tenaga kesehatan, tahap dua pelayanan publik, dan tahap tiga masyarakat dengan resiko tertentu.

“Kami menghitungnya ketersediaan untuk bisa aman tujuh sampai 10 hari ke depan. Ketika itu aman ya sudah kami sambil mencari kembali. Sehari misal 11 ribu dosis lalu di gudang ada 80 ribu jadi itu bisa untuk tujuh hari,” kata Ahyani, Rabu (11/8/2021).

Baca Juga:  Ajak Warga Tinggalkan Mobil Pribadi, Pemkot Bandung Ujicoba TMB 'Gope'

Dia mengungkapkan, ketersediaan vaksin dialokasikan ke sejumlah pihak, seperti Dinkes 40 persen dari total, 20 persen di TNI, 20 persen di Polri, dan 20 persen di kementerian, lembaga, dan organisasi-organisasi.

“Kami satu sama lain saling koordinasi ketika membutuhkan vaksin. Saat ini jenis vaksin sinovac sudah lanjut lagi karena dosis dua, lalu ada astrazeneca sudah masuk, dan moderna juga sudah ada untuk tenaga kesehatan dosis tiga serta moderna juga untuk warga,” ungkapnya.

Baca Juga:  Kadisdik Kota Bandung: Hasil "Sikasep", 51 Kepsek Melaju Ke Tahap Diklat

Pemerintah Kota Bandung, lanut Ahyani, saat ini terus menggencarkan 3T (testing, tracing, dan treatment), sementara masyarakat harus lakukan penerapan 5M (mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, memakai masker, dan menjauhi kerumunan).

“Sosialisasi terkait 5M ini yang harus terus dijalankan warga di setiap aktivitasnya. Nah, kami fokus pada 3T. Kami juga sekarang ujicobakan pembukaan mal sehingga warga harus beradaptasi dengan kebiasaan baru ini,” tandasnya. (Yan)