Banyak Program Kurangi Sampah Bandung, Tapi Volume Malah Meningkat

JABARNEWS | BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung banyak miliki program pengurangan sampah, namun rupanya kesadaran warga membuang sampah belum maksimal. Malahan saat ini volume sampah meningkat 200 ton perhatian dari semula 1500 ton menjadi 1.700 ton.

“Kenaikan ini lantaran penduduk Kota Bandung juga bertambah,” ujar Direktur Umum PD Kebersihan Kota Bandung, Gungun Saptari Hidayat, kepada wartawan, Kamis (15/11/2018).

Untuk terus menyadarkan masyarakat, kata Gungun, kini Pemkot Bandung tengah menyosialisasikan gerakan Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan (Kangpisman).

Baca Juga:  Pemilu 2019, DPTHP-2 Mulai Tertempel Di Desa/Kelurahan Di Majalengka

“Selain kita menjangkau dengan langsung melalui sosialisasi lewat kewilayahan, kita juga akan membuat sosial media khusus,” tambah Gungun.

Sosial media yang disiapkan antara lain instagram, Facebook, Twitter dan website yang kini tengah dalam penyempurnaan.

Di samping itu, PD Kebersihan juga akan membuat WhatsApp center, yang rencananya akan segera di launcing.

“Lewat akun sosial media ini, masyarakat bisa mengetahui berbagai hal mengenai persampahan, termasuk data bank sampah di Kota Bandung. Pun jika ada kuis atau sayembara yang kami selenggarakan,” terangnya.

Baca Juga:  Kini Di Sukadana Ada Kampoeng Air Loh

Sebenarnya, lanjut Gungun, Kota Bandung sudah lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya, jika dilihat dari segi persampahan. “Namun, karena jumlah penduduknya bertambah ya otomatis produksi sampah juga bertambah,” terangnya.

Ke depan, Gugun berharap bisa memberi honor para petugas sampah. Sehingga, mereka tidak hanya mengangkut sampah, tapi juga memilah sampah.

Sementara itu, menurut Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dedi Dharmawan, dari produksi sampah di Kota Bandung yang banyak dihasilkan adalah sampah anorganik.

Baca Juga:  Tersangka Pengedar Uang Palsu Modus Transfer Diringkus Polisi

“Sampah anorganik didapat dari sisa makanan yang tidak habis ketika makan, lalu dibuang,” terangnya.

Makanya, pihaknya tengah menyosialisasikan terutama di rumah makan, untuk mengambil makanan secukupnya dan menghabiskan makanan yang sudah diambil.

Dedy menegaskan, jika sosialisasi lewat sosial media tidak bisa menyentuh masyarakat, maka pihaknya tidak keberatan untuk menjangkau RT dan RW agar bisa memberikan pengarahan kepada masyarakat. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat