Cikalong Wetan Jadi Tolok Ukur Ketersediaan Air Bersih Di Bandung

JABARNEWS | BANDUNG – Masyarakat Kota Bandung harus waspada. PDAM Tirtawening Kota Bandung memprediksi Kota Bandung akan mengalami krisis air bersih. Itu akan terjadi bila di daerah Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) tak kunjung diguyur hujan.

Lantas apa hubungannya Cikalong Wetan dengan Kota Bandung? Direktur PDAM Tirtawening Sonny Salimi mengatakan, Cikalong Wetan merupakan tolok ukur ketersediaan air di Kota Bandung. Pasalnya di daerah tersebut merupakan lokasi air baku PDAM Tirtawening.

Namun untuk saat ini, kata dia, ketersediaan air bersih untuk Kota Bandung masih aman. Pasalnya, produksi air bersih di Cikalong Wetan masih dalam kondisi normal.

Baca Juga:  Sempat Tertutup Tanah Longsor, Jalan Desa Kubang-Sukamahi Kembali Normal

Itu terlihat dari record aktivitas di Cikalong Wetan masih memproduksi air 2.400 liter per detik dalam kurun waktu 24 jam. Meskipun saat ini, penggunaan air PDAM di Kota Bandung mengalami peningkatan drastis. Sebab, sumber air masyarakat non PDAM, seperti sumur mulai berkurang.

’’Kalau air di sumur berkurang, tentu masyarakat akan menggunakan air PDAM lebih banyak. Karenanya meski kami menghasilkan air dalam jumlah normal, kebutuhan air jadi meningkat,’’ papar Sonny, ditemui di kantornya, Selasa (7/8/2018).

Sonny menerangkan, debit air di Cikalong Wetan dan Sunagu Cipanunjang terus menurun. Setiap harinya, permukaan air mengalami penurunan antara 8 sampai 9 cm. Hingga saat ini, penurunannya sudah mencapai delapan meter.

Baca Juga:  Idrus Marham: Surat Dukungan Ridwan Kamil Bodong

’’Makanya tadi saya bilang, kalau kondisi kemarau seperti sekarang ini berlangsung lama, maka diprediksi Kota Bandung akan mengalami krisis air bersih,’’´tuturnya.

Sonny mengaku pihaknya dalam satu hari mendistribusikan air bersih ke 30 titik rawan air di Kota Bandung. Pendistribusian itu dengan menggunakan sekitar 17 unit mobil tanki berkapasitas 5.000 liter.

’’Jadi kalau dirata-ratakan, dalam sehari kami mendistribusikan sekitar 80 sampi 90 unit mobil tangki air berkapasitas 5 ribu liter. Satu titik paling sedikit menghabiskan 2 tanki atau sekitar 10 ribu liter,’’ kata Sonny.

Baca Juga:  Berikut Beberapa Jenis Buah yang Bisa Membunuh Penyakit Diabetes

Untuk mempercepat distribusi, air dalam tangki dimasukkan ke konektor yang kemudian dialirkan ke meteran melalui pipa PDAM. Namun selain melalui konektor, PDAM pun tetap melayani pembelian melalui tanki. Hanya jika ada permohonan.

’’Kalau yang kami kirim ke 30 titik itu dikirim setiap hari. Tapi, kalau masyarakat membutuhkan air tambahan, bisa menghubungi kami. Sebenarnya, tanpa ada kekeringan pun, kami belum bisa memenuhi kebutuhan air bagi warga,’’  katanya. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat