DPRD Jabar Janji Dorong Optimalisasi Balai Pengembangan Ternak Di Jabar

JABARNEWS | BANDUNG – DPRD Provinsi Jawa Barat berkomitmen untuk mendorong peningkatan kegiatan dan anggaran BPT ternak sapi dan domba di Jawa Barat.

“Ternak domba khususnya ternak sapi menjadi rujukan nasional dalam memproduksi susu segar yang optimal adalah menjadi harapan kita semua, agar kebutuhan akan susu utamanya untuk anak-anak generasi masa depan Indonesia tercukup dengan baik,” jelas anggota Komisi II DPRD Jabar, Ir. Ridho Budiman Utama, Kamis (2/8/2018).

Dikatakannya, pihaknya akan terus mendorong upaya peningkatan yang dilakukan balai yang ada di Jabar. Sebab, selain menjadi rujukan nasional, ternak di Jabar sangat berpotensi untuk mendatangkan nilai ekonomi bagi Pemprov Jabar.

“Tentunya kami akan terus mendorong seluruh balai, tidak hanya di BPT Sapi Perah dan HMT saja, agar peningkatan ekonominya pun dapat dirasakan masyarakat Jabar,” ujar Ridho.

Diungkapkannya, Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan Ternak (BPT Sapi Perah dan HPT) Cikole, Lembang, Bandung, Provinsi Jawa Barat menjadi rujukan usaha peternakan sapi perah tingkat nasional tentang tehnik budidaya ternak, penyiap pakan, dan pengolahan susu.

“Dari luar daerah sudah banyak yang akan mengimplementasikan teknik yang dikembangkan, ini juga menjadi potensi besar bagi ternak yang dikembangkan balai,” katanya.

Sementara itu Kepala BPT Sapi Perah dan HMT, Aida Rosana mengatakan, dukungan anggaran mengalami penurunan dari Rp 5,9 miliar pada Tahun Anggaran 2018 menjadi Rp 5,1 miliar pada 2019. Namun balai sudah mendapatkan sertifikasi ISO 9007 Tahun 2015 kapasitas ternak 1500 ekor.

Baca Juga:  Vaksinasi Lanjutan BIN Jabar di Kabupaten Sukabumi, Targetkan 1100 Dosis

“Tapi pada pelayanan mutu alhamdulillah kita (BPT-red) mengalami peningkatan,” ujar Mita.

Dia menambahkan, bibit dasar untuk ternak domba akan dikelola di BPT Cikole. Setelah itu disebar ke seluruh BPT yang ada di Jawa Barat untuk dikembangbiakkan. Selain itu, pihaknya juga saat ini tengah mengolah bahan pakan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Karena itu, untuk meningkatkan kualitas pakan maupun ternak, balai bekerja sama dengan fakultas peternakan dari universitas ternama di Jabar agar ternak yang dihasilkan berkualitas sangat baik.

“Kita juga berupaya mengoptimalkan balai dengan menggandeng dari Fakultas Peternakan Unpad,” katanya.

Selain itu, lanjut Aida, bibit induk dari balai akan disebarkan ke masyarakat untuk turut membudidayakan ternak domba sesuai dengan peraturan yang berlaku. Termasuk dalam pengolahan HMT juga akan disebarkan pelatihannya terhadap masyarakat. Sehingga mutualisme anatara balai dengan masyarakat tercapai.

“Hasilnya pun untuk kebutuhan masyarakat, seperti pengolahan kompos, pupuk dan sebagainya dikelola masyarakat,” tambahnya.

Ia menjelaskan, setiap tahun sekitar 50 sampai 100 orang mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi seperti Unpad, IPB, UGM, Undip melaksanakan praktek kerja lapangan antara 10 sampai 60 hari untuk mendapatkan manajemen pengelolaan sapi perah.

Baca Juga:  Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Ditetapkan Hari Ini

“Sejumlah penelitian baru terkait sapi perah baik dilakukan di sini maupun di tempat lain, dihimpun dan ditularkan kepada siapapun yang melakukan studi di tempat ini,” katanya.

Untuk memotivasi generasi muda mengenal usaha sapi perah, setiap tahun tidak kurang dari 3.000 siswa dari sekolah dasar dan menengah melakukan kunjungan singkat ke balai yang merupakan unit pelayanan teknis di bawah pembinaan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.

Beberapa hijauan pakan ternak hasil inovasi terbaru juga diperkenalkan kepada mahasiwa dan peternak seperti tanaman indigofera yang menjadi hijauan dengan protein tinggi dan mulato, rumput khusus untuk pedet atau anak sapi.

Saat ini BPSP-HPT Cikole mengelola 320 ekor sapi termasuk 70 ekor di Sub Balai di Subang. Rata-rata poduksi susu di balai ini mencapai 18 sampai 19 liter per hari dengan puncak produksi sapi perah sampai 30 liter per hari.

“Kami juga mengembangkan model pemeliharaan sapi perah di ladang penggembalaan di Subang. Jadi sapi tidak dikandangkan seperti yang dilakukan peternak di Australia dan Selandia Baru,” katanya.

Baca Juga:  Akhir April Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp. 5.533 T

Ia menjelaskan, pihaknya juga melakukan pembinaan di lapangan untuk sembilan kelompok tani tersebar di enam kabupaten di Jawa Barat.

“Kalau anggaran mencukupi kami juga ingin membina peternak sapi perah di sebelas kabupaten di Jawa Barat,” katanya.

BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang berdiri sejak tahun 1952 dengan nama Taman Ternak yang diprakasai oleh drh. Soedjono Koesoemohardjo (Kepala Jawatan Kehewanan Priangan Barat). Saat ini BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang menjadi Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) berada di bawah tanggung jawab Dinas Peternakan Jawa Barat.

Luas lahan UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang yang dimiliki sekarang seluas 57,8 hektar yang dibagi menjadi 2 lokasi yaitu di Cikole seluas 9,8 Ha dan di Sub Unit Pelayanan Subang seluas 48 Ha (Kecamatan Jalancagak dan Kecamatan Sagala Herang.

Dokter Hewan BPT Sapi Perah dan HMT, Teguh menambahkan, usulan program pada APBD Perubahan berfokus pada infrastruktur dan pengadaan hewan ternak khususnya untuk domba. Pasalnya, aula pengembangan dan sarana kandang ternak hingga lahan untuk pakan sangat minim.

“Kami mengusulkan anggaran untuk APBD-P sebesar 300 juta,” ujar Teguh. (Wan)

Jabarnews | Berita Jawa Barat