Inohong Sunda Desak MWA Selidiki Sejumlah Kasus Menimpa Calon Rektor Unpad

JABARNEWS | BANDUNG – Ikatan Alumni (IKA) Unpad mendesak (Majelis Wali Amanat) MWA, usut calon rektor yang terjerat kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan permasalahan etika serta moral yang menimpa salah satu calon rektor Unpad Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, S.ip., M.Si.

Sebelumnya, kasus tersebut muncul setelah mantan istrinya Erna melaporkan kasus KDRT tersebut lewat surat. Para alumni meresponsnya dengan keras bahwa itu merupakan salah satu permasalahan moral.

Baca Juga:  Ratusan VCD Bajakan Dan VCD Syur Disita Polisi

“Majelis wali amanat yang bertanggung jawab dan telah menentukan 3 calon rektor, kenapa yang seperti ini bisa lolos dan sampai hingar bingar,” ujar Alumni Fakultas Hukum Unpad dan Advokat, Dindin Maolani, di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Jum’at (28/9/2018).

Ia mengaku siap datang menghadap MWA untuk menyampaikan permasalahan ini serta mendesak MWA untuk membuat tim investigasi.

“Kami siap datang untuk datang ke wali amanat. MWA harus membuat tim investigasi yang independen,” jelasnya.

Baca Juga:  Pengedar Narkoba Pematang Siantar Diringkus, Pelaku Buang Barang Bukti Ke Truk

Ini tidak hanya menjadi urusan alumni, katanya, tetapi juga urusan orang Sunda atas kasus yang ada. Supaya ini tidak menjadi kepanjangan terlebih urusan tuduhan KDRT.

Kasus pelaporan dari mantan istrinya itu tidak boleh diabaikan. Pihaknya juga sudah meneliti tentang kebenaran dari surat itu.

“Medsos media mainstream sudah muncul gambar istrinya dulu yang terkena KDRT oleh salah seorang calon rektor Unpad yang mendapat surat terbanyak. Tentu saja ini bukan hal sepele,” katanya.

Baca Juga:  Kantor Staf Presiden: Mustahil Mengembalikan Dwifungsi ABRI Kembali

Selain itu, ada hal lain yang menjadi permasalahan. Menurutnya nama Universitas Padjadjaran itu identik dengan suku Sunda maka alangkah baiknya kalau rektor Unpad dari orang Sunda.

“Ada dua hal yang penting yang akan kita respons. Pertama, persoalan terkait dengan nama Universitas Padjajaran itu diartikan sejarahnya sangat besar bagi orang Sunda jangan disepelekan membawa nama Padjadjaran,” pungkasnya. (Rnu)

Jabarnews | Berita Jawa Barat