Badut Jalanan Menjamur di Kota Bandung, Sehari Bisa Dapat Rp100 Ribu

JABARNEWS | BANDUNG – Badut jalanan hadir menjamur di sejumlah ruas jalan di Kota Bandung Jawa Barat, terutama di perempatan jalan dan lokasi yang strategis.

Fenomena badut jalanan itu berbanding lurus dengan data warga miskin baru yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kota Bandung, di mana jumlahnya mencapai 59.700 orang. 

Penambahan jumlah warga miskin baru di Kota Bandung tersebut merupakan imbas dari pandemi Covid-19 yang memukul berbagai sektor ekonomi masyarakat.

 

Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Tono Rusdiantono mengatakan, jumlah warga miskin baru tersebut belum ada dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) yang jumlahnya mencapai 139 ribuan pada Selasa, 7 September 2021.

Baca Juga:  Tiga Jenis Anggur Impor Yang Populer, Bisa Ditanam Di Indonesia

Salah satunya ialah Firman (35), ia rela beralih kerja menjadi badut jalanan lantaran diberhentikan paksa oleh tempat dahulu ia bekerja. 

Dulu Firman bekerja sebagai asisten dapur di salah satu kedai yang sekarang tutup akibat pandemi. Setelah berbulan tanpa penghasilan yang pasti, ia diajak temannya untuk menjadi boneka pengemis di perempatan. 

“Awalnya diajak teman, buat nyewa kostum boneka trus joget joget di lampu merah atau tempat ramai,” kata Firman, Senin (20/9/2021), dikutip dari Ayobandung.

“Sehari saya sewa kostum ini 40.000 rupiah, sehari saya bisa dapat Rp75.000-100.000, enggak tentu,” tuturnya.

Baca Juga:  Sempat Viral Video Hina Viking, Persija Minta Maaf

Meski begitu, ada beberapa badut jalanan yang memang memiliki kostum boneka sendiri untuk digunakan.

Menurut Firman, sebagian orang lain memilih untuk membeli sendiri agar penghasilan lebih besar dibanding menyewa kepada orang lain. 

“Ada yang punya sendiri. Kalau saya karena belum ada modal jadi menyewa, terus kan bisa pilih juga kostumnya biar enggak bosen,” tambahnya. 

Firman menambahkan, terkadang ia harus berlari tunggang langgang ketika ada petugas satpol PP menghampiri untuk melakukan razia Gepeng (Gembel dan Pengemis).

Ia pun menceritakan kejadian lucu ketika mengalami dikejar satpol PP di daerah Cihapit. Saat itu dia tidak menyadarinya karena sirine Satpol PP dimatikan.

Baca Juga:  Ragam Manfaat Daun Kari Bagi Kesehatan Tubuh, Bisa Cegah Kanker

“Tiba-tiba sudah ada di belakang saya, akhirnya saya lari karena takut dirazia. Eh malah kesandung dan jatuh ke selokan,” ucapnya.. 

Selain itu, Firman menceritakan suka duka menjadi boneka pengemis ini.

Ada orang yang memberinya makanan, memberi uang sebesar Rp50 ribu, hingga anak kecil yang memaki-maki dirinya karena kostumnya kumal. 

Meski begitu, dia tetap berharap agar kelak mendapat pekerjaan lagi, sehingga tak perlu harus mengemis kepada orang lain.

“Ada rasa enggak enak juga tiap hari minta-minta mengharap belas kasihan orang lain. Tapi ya kesempatan memang belum menghampiri,” katanya. (Red)