Djajat Darajat Dicopot, Luka Ribuan Guru Garut Tidak Kunjung Terobati

JABARNEWS | GARUT – Ribuan guru di Garut murka dengan ocehan bekas Plt Kadisdik Djajat Darajat yang menyebutkan mereka ilegal. Meski Bupati Garut sudah mencopot Djajat Darajat, namun luka hati ribuan guru tak kunjung terobati.

Semenjak pagi, jalan-jalan protokol di Kabupaten Garut dipadati belasan ribu guru dari berbagai penjuru Kabupaten Garut. Demi kehormatan dan martabat guru, mereka berunjuk rasa, memprotes ocehan Djajat Darajat. Aksi ini mereka namai sebagai jihad guru.

“Kami tidak pernah takut,” ujar salah seorang pengunjuk rasa, Selasa (18/9).

“Guru Sukwan bukan penjahat yang bisa diancam,” teriak orator.

Baca Juga:  Inilah Tandanya Jika Pasangan Anda Takut Komitmen

“Saya ucapkan trimakasih pada para guru PNS, pada para kepala sekolah PGRI seluruh kabupaten Garut, yang mau mempertaruhkan jabatannya untuk membela martabat dan kehormatan Guru,” sambungnya.

Peserta aksi jihad guru datang dari berbagai penjuru kecamatan, ada yang berangkat dini hari. Yani (32), mengaku berangkat dari rumah sekira pukul 02.00 WIB. Ia bersama-sama dengan menggunakan angkutan umum.

“Sengaja berangkat dini hari agar bisa bersama-sama bergabung dalam aksi jihad guru,” akunya.

Dia mengaku terketuk hati untuk mengikuti aksi karena merasa profesinya sebagai guru honorer dilecehkan oleh pernyataan mantan Plt Kadisdik yang menyebut guru honorer ilegal.

Baca Juga:  Ramalan Zodiak Kesehatan 25 Juni 2022, Pemilik Rasi Bintang Scorpio dan Sagitarius 

“Terus terang saja pernyataan itu menyinggung guru-guru yang telah berjuang mencerdaskan anak bangsa. Seharusnya pemimpin itu mengayomi agar para guru honorer yang belum mendapat giliran menjadi ASN bisa terus bekerja dengan baik,” ucapnya.

Ia berharap dengan digelarnya aksi unjuk rasa ini, sanksi tegas dapat diberikan kepada mantan Plt Kadisdik. Selain itu, guru sukwan agar mendapatkan SK Penugasan Bupati bisa terealisasi.

Sementara itu Ketua Fagar Sukwan Kabupaten Garut, Cecep Kurniadi mengatakan, awalnya aksi akan dilaksanakan pada Senin (17/9/2018).

Setelah menggelar rapat, demontrasi diundur menjadi Selasa. Agar pergerakan massa bisa terkendali, nantinya akan ada beberapa titik kumpul massa yang akan berasal dari berbagai penjuru.

Baca Juga:  Jadi Korban Order Fiktif, Ojol di Bandung Sedekahkan Steak Rp490 Ribu

Tempat yang akan digunakan sebagai titik kumpul jauhnya, Jayaraga, Depan Kampus STIE 1-2, Masjid Patriot dan depan Kampus IPI. Kemudian massa akan bergerak ke Pemkab Garut dan DPRD.

Selain menyuarakan ketersinggungan mereka atas pernyataan mantan Plt Kadisdik yang menyebut guru honorer ilegal, Cecep mengatakan, para guru honorer menuntut dikeluarkannya surat keputusan (SK) Bupati untuk mereka. Pasalnya saat ini, payung hukum guru honorer. (Tgr)

Jabarnews | Berita Jawa Barat