
Nana juga memuji kinerja Pemkot Surakarta, yang berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,57 persen pada tahun 2023.
Tingkat kemiskinan di Surakarta pada tahun 2023 mencapai 8,44 persen, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata Jawa Tengah yang sebesar 10,47 persen pada Maret 2024.
“Pertumbuhan ekonomi di Surakarta ini kompetitif. Ini menjadi tantangan bagi kami untuk meningkatkan perekonomian di kabupaten/kota lainnya,” kata Nana.
Dia juga mencatat bahwa tingkat kemiskinan ekstrem di Kota Surakarta sebesar 0,14 persen, sementara prevalensi stunting berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 mencapai 16 persen, dan tingkat pengangguran terbuka pada 2023 adalah 4,58 persen.
Nana menekankan bahwa kemiskinan adalah tanggung jawab bersama dan merupakan tantangan bagi pejabat baru. Dia berharap Teguh Prakosa dapat menjalankan tugas dengan baik dan mempertahankan reputasi yang telah dibangun oleh wali kota sebelumnya.
“Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Wali Kota Teguh adalah tingkat inflasi di Surakarta pada 2023 yang mencapai 3,2 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan Jawa Tengah yang 2,89 persen, serta Rasio Gini Kota Surakarta sebesar 0,383, lebih tinggi dari Jawa Tengah yang 0,369,” tambah Nana.
Nana juga menyoroti pentingnya peningkatan pelayanan publik melalui inovasi, serta upaya mengatasi kemiskinan ekstrem dan pencegahan stunting. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News