Kasus Kematian karena Covid-19 di RSHS Bandung Naik Dua Kali Lipat

JABARNEWS | BANDUNG – Angka kematian pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Hasan Sadikin atau RSHS Bandung mengalami kenaikan dua kali lipat. Kenaikan tersebut terjadi sejak kasus Covid-19 mengalami lonjakan signifikan pada Juni 2021 lalu.

“Kasus kematian di RSHS naik dua kali lipat. Tapi sekarang memang di mana-mana angka kematian memang meningkat secara nasional,” kata Direktur Utama RSHS Irayanti dalam keterangan kepada wartawan, Jumat (9/7/2021), seperti dilansir iNews.

Namun, Irayanti tidak menyebutkan secara spesifik berapa jumlah kematian di RSHS setiap hari. Sebagai gambaran, saat ini angka kematian di Kota Bandung antara 40 hingga 50 orang per hari. Sementara RSHS menjadi rumah sakit rujukan tipe A. 

“RSHS ini adalah rumah sakit rujukan untuk kondisi merah dan kritis. Ini yang menjadi penyebab angka kematian meningkat,” ujar Irayanti.

Baca Juga:  Ramalan Zodiak Virgo, Waktunya Bersenang-senang

Tak hanya itu, tutur Irayanti, saat ini BOR ICU dan ruang isolasi di RSHS juga terus meningkat. Data terakhir BOR ICU RSHS diatas 91 persen, dan BOR ruang isolasi di atas 93 persen. Walaupun, RSHS sendiri telah menambah bad ICU dan isolasi menjadi 321 tempat tidur.

“Sekarang paling banyak dirawat adalah dewasa dan muda. Karena mungkin mereka sangat produktif, sehingga keterpaparannya sangat tinggi, ada juga anak-anak,” tuturnya.

Terkait obat dan APD, Irayanti mengaku saat ini masih dalam kondisi aman. Walaupun dia menyebut ada obat yang stoknya kritis.

Penambahan kasus Covid-19 di Kota Bandung melonjak signifikan hingga mencapai 450 orang pada Rabu (7/7/2021) kemarin. Jumlah tersebut mengalami angka tertinggi dari penambahan kasus harian rata rata sebesar 100 orang. 

Baca Juga:  Tips Agar Kendaraan Terhindar Diambil Debt Collector Saat Kredit Macet

“BOR (bed occupancy rate) juga di atas 90 persen. Itu menunjukkan Rumah Sakit sangat penuh,” kata Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana.

Yana mengatakan, pada akhir Mei lalu, ada 1.400 tempat tidur di 29 Rumah Sakit rujukan Covid-19. Saat ini sudah ditambah menjadi 2.266 tempat tidur. Namun masih tetap penuh oleh penderita Covid-19.

“Kota Bandung terus berupaya mendorong Rumah Sakit rujukan mengkonversi tempat tidur perawatan non-Covid-19 menjadi perawatan Covid-19,” katanya.

“Sudah cukup banyak Rumah Sakit yang mengonversi sampai di atas 60 persen. Seperti RS Edelweiss menyentuh angka 73 persen tempat tidurnya dipergunakan untuk pelayanan  Covid-19. Di sana BOR-nya sudah di angka 103 persen,” ujarnya.

Menurut Yana, hal itu menunjukkan penyebaran Covid-19 terus meningkat. Bahkan yang meninggal bisa sampai 50 orang per hari.

Baca Juga:  Panasnya Isu Jasa Konsultan Asing Di Pilpres

Sejak 24 Juni, kata Yana, berkisar 46-50 orang yang meninggal per hari. Padahal sebelumnya tidak lebih dari 10 orang. “Tempat tidur sekarang sudah 2.266 itu penuh terus, jadi kejar-kejaran,” ucapnya.

Karena hal tersebut, Yana meminta warga untuk mengurangi mobilitas saat pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, sehingga dengan inkubasi 14 hari dari 3 Juli sampai 20 Juli 2021, virus Covid-19 dapat mati.

Menurutnya, kunci utama menghentikan Covid-19 yaitu transmisi. Jika virus itu masih terdapat tubuh namun mobilitasnya tinggi, maka akan terus menularkan ke orang lain.

“Tapi kalau sekarang kitanya diam, virus Corona kan benda mati tapi dia bisa hidup di media seperti selaput lendir mata, hidung, mulut, kita yang jadi media transmisi perpindahan penyebarannya, manusia,” katanya. (Red)