Ternyata Ini Penyebab Tubuh Mudah Memiliki Bekas Luka

JABARNEWS | BANDUNG – Diantara sekian banyak manusia, ada beberapa orang yang mudah memiliki bekas luka tertentu.

Hal itu, ditunjukan oleh beberapa penelitian menunjukkan mudah memiliki bekas luka berarti menunjukkan kondisi tertentu.

JabarNews.com melansir dari banyak sumber, berikut beberapa penyebab mudah memiliki bekas luka yakni:

Baca Juga: Jangan Asal! Ini Tanda Kamu Belum Siap MenikahL

Baca Juga: Ratusan Warga Pematangsiantar Ikuti Vaksinasi Massal Covid-19

Pertama. Memiliki genetik tertentu – Genetik sangat berpengaruh dalam mudahnya seseorang mendapat bekas luka.

Baca Juga:  Khawatir Karena Motor Takut Dicuri, Lakukan Cara ini

Baca Juga: Begini Tanda Jika Kamu Belum Siap Menjalin Hubungan Baru

Baca Juga: Nilai Tukar Pertanian di Jabar Turun, Ini Kata DPRD Jabar

Kecenderungan mudahnya muncul jaringan parut juga memengaruhi anak kembar dengan cara yang sama.

Kedua. Mengalami peradangan kronis – Dalam makalah tahun 2017 yang terbit di International Journal of Molecular Sciences, peneliti berpendapat bahwa dua jenisbekas kulit, yakni keloid dan bekas luka hipertrofik, dapat disebabkan oleh peradangan kronis di lapisan bawah sel kulit.

Baca Juga:  Ganti Kepala Kemenag, Banom NU Purwakarta Peringatkan Ini

Bekas luka keloid dan hipertrofik yang muncul di atas permukaan kulit sering kali lebih terlihat daripada jenis bekas luka lainnya.

Baca Juga: Awas! Jenis Minuman Ini Mesti Dihindari Oleh Penderita Maag

Baca Juga: Begini Cara Kenalan Dengan Calon Mertua Agar Tidak Canggung

Ketiga. Kekurangan vitamin E – Salah satu kekurangan vitamin E adalah peningkatan jaringan parut. Tetapi, kekurangan vitamin ini sebenarnya sangat jarang terjadi.

Baca Juga:  Mengenal Roehana Koeddoes, Sosok yang Ditampilkan dalam Google Doodle

Baca Juga: Empat Jenis Jenis Burung Lovebird yang Memiliki Wajah Imut Sebagai Hewan Peliharaan

Baca Juga: Sudah Tahu Belum? Ini Syarat Masuk Pantai Pangandaran Selama Libur Nataru 2022

Maiman mengatakan kekurangan vitamin E biasanya terjadi pada orang dengan kondisi bawaan atau yang memiliki masalah dalam kemampuannya menyerap vitamin. ***