“Kami ingin guru tetap dekat dengan tempat asalnya agar lebih efisien. Namun, jika diperlukan, kami juga telah menyiapkan fasilitas asrama,” jelasnya.
Seleksi Berbasis Kompetensi dan Empati Sosial
Meskipun telah menyelesaikan PPG, calon guru tetap harus menjalani proses seleksi tambahan. Ujian ini tidak hanya berfokus pada kemampuan akademik, tetapi juga mengukur empati sosial serta keterampilan transformatif dalam mendidik anak-anak dari keluarga prasejahtera.
“Selain memiliki kapasitas akademik, kami ingin memastikan bahwa para guru ini memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Mereka harus mampu membangun rasa percaya diri anak-anak yang selama ini merasa tersisih,” ujar Nuh.
Setelah proses seleksi, para guru yang lolos akan mengikuti pelatihan intensif selama satu bulan pada Mei 2025.