Di Indramayu Baru 29 Persen Desa Bebas BAB Sembarangan

JABARNEWS | INDRAMAYU – Di Kabupaten Indramayu kesadaran masyarakat untuk tidak buang air besar (BAB) sembarangan ternyata masih minim.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Deden Boni Koswara mengatakan masih banyaknya desa yang tercemar limbah kotoran warga.

“Baru 29 persen dari 317 desa (menurut Badan Pusat Statistik (BPS)) di Kabupaten Indramayu, sudah terbebas dari BAB sembarangan,” ujar Deden.

Persoalan BAB sembarangan itu kata Deden, merupakan hal serius bagi pemerintah daerah. Pasalnya, perilaku tidak sehat, warga bisa terjangkit bakteri ataupun virus yang bisa membahayakan kesehatan.

Baca Juga:  Peningkatan Ekonomi Lewat Internet

Dikutip kabar-cirebon.com, terlebih, selama ini masih ada warga di Kabupaten Indramayu yang memanfaatkan air untuk keperluan mandi cuci dan kakus (MCK) dari sungai ataupun saluran irigasi. Parahnya, sumber air tersebut juga seringkali dipakai warga untuk BAB. Jika sudah begitu maka penyebaran penyakit akan cepat.

Baca Juga:  Di Purwakarta, Kasus Covid-19 dari Klaster Industri Meningkat

Belum lama ini Dinas Kesehatan kasus diare serentak di wilayah Desa Tugu, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu.

“Terakhir terjadi di sana. Ada 23 pasien terkena diare secara bersamaan. Hal itu belum pernah terjadi sebelumnya,” ujarnya.

Hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan diare itu disebabkan oleh air minum yang dikonsumsi oleh warga. Air minum tersebut mengandung bakteri yang menimbulkan penyakit diare.

Baca Juga:  KPJ Jabar Gelar Ngamen Sejuta Coin Peduli Citarum

Diakuinya, sejauh ini warga terus diberikan edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan sendiri. Warga ditekankan agar menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Selain sosialisasi dan edukasi, Dinas Kesehatan juga telah menjalankan program pembebasan warga dari buang air sembarangan. Diharapkan dengan adanya program itu jumlah desa yang terbebas dari BAB sembarangan terus bertambah. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat