Jika Tak Ada Korupsi, Setiap Orang Bisa Dapat Rp 20 Juta/Bulan

JABARNEWS | JAKARTA – Praktik korupsi yang banyak terjadi di Tanah Air sangat disayangkan banyak pihak. Sebab bila tidak ada korupsi, kehidupan rakyat Indonesia bisa sejahtera.

Dikutip dari laman JPNN.con, Mahfud MD mengatakan, jika tidak ada korupsi di sektor pertambangan maka setiap orang di Indonesia per kepala setiap bulan bisa dapat Rp 20 juta secara gratis.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menegaskan, korupsi memang masih menjadi tinta hitam bagi bangsa Indonesia. Perilaku tikus-tikus berdasi itu disebut-sebut sebagai salah satu penghambat kemajuan negeri ini dan merupakan faktor terkuat pembuat kesangsaraan rakyat.

Baca Juga:  KMP Yunicee Tenggelam di Perairan Gilimanuk, Enam Jenazah Berhasil Dievakuasi

“Indonesia itu tantangannya adalah korupsi,” ujar Mahfud di Orasi Kebangsaan Vox Point Indonesia di Kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (31/7).

Pernyataan itu dikeluarkan Mahfud karena ia percaya dengan statement Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2012 silam. Kala itu lembaga antirasuah itu mengundang ahli ekonomi dari Amerika Serikat untuk menghitung kekayaan Indonesia jika tidak ada korupsi.

Baca Juga:  Main Ke Tempat Wisata Situ Cileunca Sambil Menikmati Keindahan Alam Menggunakan Perahu

“Hasil hitungannya mengejutkan, kalau di Indonesia korupsi di pertambangan saja bisa dihapus dan pertambangan bisa dikelola profesional, maka setiap orang di Indonesia per kepala setiap bulan bisa dapat Rp 20 juta secara gratis,” lanjutnya.

Selain pertambangan, sektor pajak Indonesia juga harus menjadi perhatian. Sebab dengan segala potensinya, apabila dikelola dengan baik dan terhindar dari mafia berdasi, maka penerimaan pajak disebut bisa menutup seluruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tanpa meminjam dana dari pihak luar.

Baca Juga:  Korban Banjir Sumringah, Kembali Ke Rumah

Menurut Mahfud, figur-figur yang betul-betul menegakkan hukum seadil-adilnya untuk memberantas korupsi di Indonesia sangat sulit dicari. Sebab kebanyakan mereka yang berteriak melawan korupsi namun mereka juga yang menjadi aktor koruptor.

“Sekarang itu di Indonesia tikusnya lebih besar dari kucingnya, makanya kucing nggak berani sama tikus,” tegasnya. (Anh)

Jabarnews | Berita Jawa Barat