Kadinkes Kab. Bandung: Dua Santri Positif Difteri

JABARNEWS | KABUPATEN BANDUNG – Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung mencatat ada dua santri yang terpapar virus difteri. Dua santri itu berasal dari salah satu pondok pesantren di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Grace Mediana.

Pihak Dinkes Kabupaten Bandung menerima lapoaran terkait tersebut pada Agustus 2018. Grace mengatakan, santri berinisial R (16) mengeluhkan sakit di tenggorokannya, sehingga langsung dibawa ke dokter swasta lalu ke rumah sakit daerah.

Setelah diduga suspect (Difteri, Red), dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung, dan dinyatakan positif difteri.

’’Santri lainnya berinisial S (16), merasakan gejala sama dan dilakukan hal yang sama. Begitu diketahui sama positif, petugas di lapangan langsung turun melakukan pengobatan kepada santri lainnya yang ada di pesantren itu, untuk memutuskan mata rantai virus supaya tidak meluas, salah satunya dengan cara diisolasi,” ujar Grace.

Baca Juga:  Begini Trik Pinjol Ilegal Menjerat Nasabah, Bisa Bikin Blacklist BI Checking

Ia menyarankan, semua penghuni ponpes harus mau mengikuti anjuran dari dokter, minum obat dengan harapan bakteri mati dan keluar (ponpes) bisa terhindar. Tidak hanya santri, keluarga santri yang positif terpapar virus tersebut, juga diberikan antibiotik

’’Sekarang sudah aman, kami tetap memonitor. Dengan adanya posko, begitu ada keluhan cepat ditanggulangi. Kami juga sudah memberikan surat edaran ke Puskesmas di seluruh kecamatan, meski Kabupaten Bandung tidak masuk ORI (outbreak response immunization),’’ terangnya.

Baca Juga:  Kebakaran Kilang Balongan, Hari Ini Api Belum Padam

Ia menuturkan, pertama yang diberi pengobatan dilakukan kepada santri yang menghuni satu kobong (ruangan) dengan jumlah santri 42 orang. Setelah itu santri lainnya juga mendapatkan pengorbanan yang sama.

’’Kan yang kontak langsung satu kobong. Itu dulu yang diberi pengobatan, untuk memutuskan mata rantai. Terus semuanya penghuni ponpes, sebanyak 268 orang santri dan pengelola pesantren,’’ ujarnya.

Kondisi terakhir dua orang santri yang terpapar virus difteri, kata dia, masih dalam penanganan di RSHS. Pihaknya beranggapan, yang penting penanganan cepat untuk pasien.

Baca Juga:  Harga Telur Di Purwakarta Berangsur Turun

’’Untuk saat ini karena sudah selesai inkubasinya, kondisi santri lainnya sehat, kita menunggu satu Minggu ke depan untuk kewaspadaan. Kita tetap siaga,” katanya.

Grace mengimbau kepada masyarakat, jika menemukan gejala keluhan sakit menelan, tenggorokan disertai demam terjadi pada anak dan saudaranya, maka segera berobat lebih cepat lebih baik.

’’Segera berobat ke puskesmas, untuk memberikan daya tahan tubuh makanlah makanan yang bergizi, serta ada pelindung diri dari debu dan sebagaimya. Juga cuci tangan dengan sabun sebelum makan,” imbuhnya seperti dikutip galamedianews.com. (Abh)

Jabarnews | Berita Jawa Barat