Mulai Tahun Depan, Marak Di Sungai Citanduy Tinggal Kenangan

JABARNEWS | CIAMIS – Budaya marak bagi warga Desa Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis menjadi daya tarik tersendiri. Tak heran jika budaya itu hingga saat ini masih dilestarikan.

Marak adalah cara masyarakat menangkap ikan dengan membendung sebagian aliran air sungai yang mulai kering. Cara menangkap ikannya pun tak menggunakan alat, namun langsung menggunakan tangan langsung atau biasa disebut ngobeng. Kegiatan marak ini merupakan kearifan lokal masyarakat dalam menjaga ekosistem lingkungan Citanduy.

Baca Juga:  Mensos Risma Akui Tanggap Cepat Soal Bencana Alam Yang Terjadu Sekarang

Tokoh pemuda Dusun Guha, Desa Handapherang, Anas, mengatakan, budaya marak di sungai Citanduy sudah dilakukan turun temurun.

“Sekarang banyak kan yang menangkap ikan dengan bahan portas dan merusak habitat ikan di sungai, masyarakat sekitar tidak suka cara itu, lebih baik dengan cara yang alami agar tidak merusak lingkungan,” ujarnya, dikutif Kabar Priangan, dikutip Kabar Priangan, Kamis (5/7/2018).

Baca Juga:  5 Pekerja Terluka Akibat Konstruksi Tol Desari Amblas

Pada liburan Lebaran lalu, hampir tiap hari masyarakat Handapherang turun ke Citanduy melakukan kegiatan “marak”. Ikan yang ditangkap bervariasi mulai dari ikan bebeong, nileum, balar, hingga hampal.

Diungkapkan Anas, bisa jadi, tahun ini menjaadi kesempatan terahir bagi warga untuk marak di Citanduy. Pasalnya, tahun depan, pembangunan fisik bendungan Leuwi Keris Sungai Citanduy sudah dimulai.

“Mungkin kegiatan marak ini nanti akan hilang, karena sungai Citanduy sudah jadi bendungan,” ucapnya.

Baca Juga:  Kompak, TNI - Polri Olahraga Bersama

Salah satu warga, Heri Semur (32), mengatakan, dia sejak kecil hobi sekali ngobeng di Citanduy.

“Mau dapat ikan banyak atau tidak, bukan suatu alasan untuk tidak berangkat ikut kegiatan marak. Ini hiburan murah meriah, tinggal turun saja tidak usah ke luar kota,” teranganya. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat