Rupiah Melemah, Nggak Usah Khawatir?

JABARNEWS | JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta publik tak risau dengan nilai tukar rupiah yang menembus Rp.14 Ribu terhadap dolar Amerika Serikat.

Ia mengatakan tertekannya rupiah salah satunya disebabkan kebijakan bank sentral AS, The Fed yang menaikkan suku bunga acuannya. Pekan lalu, The Fed telah menaikan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,75 persen hingga 25 persen.

“Karena kan bunga di sananya bergerak. Jangan terlalu dirisaukan, ntar juga tenang lagi,” ujar Darmin di Kantor Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, dikutip dari tempo, Jumat (22/6/2018).

Baca Juga:  Pam Obvit Dan PDAM Deklarasi Anti Hoax

Selain itu, pelemahan rupiah yang mencapai 1 persen itu, kata Darmin merupakan dampak dari libur lebaran. “Nah, bahwa dolar naik 1 persen, itu memang agak lebih ditambah karena kita liburnya banyak. Oleh karena itu jangan itu dianggap sudah akhir cerita. Lusa juga berubah lagi,” ujar dia.

Baca Juga:  Mensos Risma Pastikan Pencairan Bansos Rp600 Ribu Mulai Minggu Ini

Untuk bisa mengatasi makin melemahnya rupiah, Darmin berujar pemerintah berupaya memperbaiki neraca perdagangan Indonesia yang defisit dalam tiga bulan terakhir. Defisit itu disebabkan oleh naiknya impor barang ke Indonesia menjelang lebaran ditambah melemahnya ekspor. “Itu yang harus diatasi dulu,” kata Darmin.

Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan dirinya telah menyiapkan lima ‘jamu’ khusus untuk menjaga kestabilan moneter Indonesia saat ini, khususnya nilai tukar rupiah.

Baca Juga:  Awal Juni, Realisasi APBD Jabar 36,73%

“Jadi saya punya 1 jamu pahit yaitu kebijakan moneter untuk jaga stabilitas,” kata Perry ditemui di kediamannya di Jakarta, Jumat, 15 Juni 2018. Perry mengakui menyiapkan empat ‘jamu manis’. Yakni: pelonggaran makroprudensial, pendalaman pasar keuangan untuk pembiayaan infrastruktur, termasuk sistem pembayaran digital ekonomi finance, juga (mendorong) ekonomi keuangan syariah. (Yfi)

Jabarnews | Berita Jawa Barat