Ternyata Harga Rokok Sumbang Inflasi Oktober

JABARNEWS | JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2019 mengalami inflasi sebesar 0,02% secara bulanan dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 138,40.

Inflasi disumbang dari indeks kelompok pengeluaran kenaikan harga pada makanan jadi seperti nasi dan lauk pauk dan harga rokok.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan inflasi tahun kalender pada Oktober (year to date) sebesar 2,2% dan inflasi secara tahunan (year on year) 3,13%.

Baca Juga:  Cak Imin Tunjuk Anak Muda sebagai Sekjen PKB

“Kenaikan harga makanan jadi seperti nasi dan lauk pauk serta harga rokok penyumbang inflasi,” kata Suharyanto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Meski demikian kata Suhariyanto inflasi ini terkendali dan tinggal dua bulan lagi maka target inflasi akan tercapai.

Dijelaskannya inflasi terutama disumbang oleh kelompok pengeluaran bahan makanan jadi, rokok dan tembakau sebesar 0,45% dengan andil sebesar 0,08%.

Baca Juga:  Tercatat Di DCT, Sekdes Cikeris Purwakarta Diminta Tahu Diri

Sementara itu, kelompok bahan pangan mencatatkan deflasi sebesar 0,45% dengan sumbangan terhadap deflasi sebesar 0,08%. Deflasi terutama disumbang penurunan harga cabai merah dan telur ayam ras.

Kemudian naiknya harga daging ayam ras juga memberikan andil ke inflasi 0,05% dan bawang merah sebesar 0,02%.

“Akan tetapi karena banyaknya komoditas yang mengalami penurunan, maka secara keseluruhan deflasi menjadi 0,41%,” ujarnya.

Baca Juga:  Arah Kiblat Sejumlah Masjid Melenceng, Kemenag Cirebon Bagikan Alat Kalibrasi

Lanjutnya, sebanyak 43 kota mengalami inflasi dan 39 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,22% dan terendah terjadi di Pematangsiantar, Tual, dan Ternate masing-masing sebesar 0,01%.

Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi dii Kota Balikpapan sebesar 0,69% dan terendah terjadi di Kota Palopo sebesar 0,01%. (Kis)