Dedi Mulyadi: Tanamkan Pendidikan Karakter Anak Melalui Kebaya

JABARNEWS | PURWAKARTA – Pendidikan karakter tidak hanya memberikan pengenalan mengenai karakter baik dan buruk saja tetapi lebih bagaimana anak dapat memahami, menghayati dan mengamalkannya. Penanaman pendidikan karakter merupakan suatu hal yang harus dilakukan seperti saat ini, agar setiap anak memiliki karakter dalam dirinya.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menanamkan pendidikan karakter yakni mengajak masyarakat rutin mengenakan kebaya serta mendidik pada seorang anak yaitu dapat menggunakan cara menenun kebaya, karena itu bagian dari pendidikan berkarakter.

Seorang anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengajak masyarakat untuk kembali mengenakan kebaya yang kini sudah mulai ditinggalkan.

“Kebaya itu pakaian tradisional yang dahulu dipakai sehari-hari. Tapi kini hanya bisa ditemui saat acara-acara tertentu,” katanya saat kegiatan reses melalui Festival Kebaya Nusantara di Kabupaten Purwakarta, Jabar, hasil kerja sama dengan Pemkab setempat, Sabtu.

Baca Juga:  Kasus Perceraian di Kota Cimahi Tahun 2021 Meningkat, Penyebabnya Karena...

Sebagai budayawan Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan, kebaya merupakan pakaian warisan leluhur. Meski terlihat sederhana, dalam sehelai kain kebaya memiliki makna yang mendalam.

“Ini merupakan pengenalan kembali kebaya nusantara yang sudah mulai ditinggalkan oleh anak-anak kita. Pada kegiatan festival ini tidak hanya kebaya Sunda, di sini juga ada kebaya Jawa, Bali dan pakaian tradisional daerah lainnya,” kata dia.

Dari segi bentuk, katanya, kebaya melambangkan karakter masyarakat Indonesia yang ceria, anggun, lemah lembut dan bersahaja.

Menurut dia, setiap perempuan yang mengenakan kebaya sudah pasti memperhatikan etika dan estetika dalam kehidupannya. Sebab, ada sejumlah aturan yang harus diikuti saat mengenakannya.

Baca Juga:  Teror KKB di Papua, Aktivitas Perkantoran Lumpuh, Ratusan Warga Mengungsi

“Kebaya memang terlihat sederhana, tetapi memiliki makna yang sangat dalam,” ujar pria yang juga Wakil Komisi IV DPR RI itu.

Pada kesempatan itu, mantan Bupati Purwakarta ini mengajak anak-anak menenun sebagai bagian dari pendidikan berkarakter.

Ajakannya disampaikan pada Karnaval Kebaya di depan Gedung Kembar Purwakarta, Sabtu sore, dilanjutkan dengan kegiatan fashion show bertema kebaya pada Sabtu malam.

Dari karnaval yang mengangkat kearifan budaya Indonesia itu, Dedi meminta Dinas Pendidikan di berbagai daerah untuk menitikberatkan pada pendidikan karakter, yang menekankan aspek aplikatif.

“Fashion juga bagian pendidikan karakter untuk perempuan. Memulai kembali mengajarkan anak-anak menenun, menyulam, merenda dan mempola,” kata Dedi.

Jadi, kata dia, anak-anak, tak hanya sekedar diajarkan memakai baju, tapi juga diajarkan untuk menciptakan kain, baik dengan menenun, menyulam, maupun merenda, membuat desain hingga menjahit.

Baca Juga:  Acara Komunitas Motor di Pangandaran Dinilai Bisa Dongkrak Pariwisata dan Ekonomi Masyarakat

Dedi menyebut, dengan menenun, merenda, menyulam dan mempola, secara tidak langsung juga mengajarkan kesabaran, ketekunan dan ketelitian.

“Ini secara tidak langsung mencetak watak, jatidiri wanita Indonesia,” katanya.

Hal tersebut, juga dinilai penting untuk menekan penggunaan gadget pada anak-anak yang belum cukup umur. Sebab, saat ini generasi tersebut dimanjakan oleh teknologi yang mendorong sikap konsumtif, bukan produktif.

“Anak-anak yang belum cukup umur main gadget karena dimanjakan oleh orang tua. Padahal mereka (orang tua) tak semuanya berkategori mampu. Ini memicu sikap konsumtif dan akhirnya berdampak pada kemiskinan,” tandasnya. (Ara)