Tekanan hembusan bervariasi dari lemah hingga sedang. Bualan lumpur yang pertama kali terpantau pada 5 Juni 2025 juga masih aktif dengan intensitas yang sama seperti hari-hari sebelumnya.
Lebih lanjut, hasil pengamatan deformasi permukaan menggunakan EDM dan GNSS menunjukkan adanya pola inflasi—mengindikasikan akumulasi tekanan pada kedalaman dangkal yang bisa memicu erupsi freatik mendadak.
“Potensi erupsi freatik tetap ada dan bisa terjadi tiba-tiba tanpa gejala yang mencolok. Ini yang perlu diwaspadai,” kata Wafid.
Meski begitu, pemantauan gas dari stasiun Multi-GAS permanen belum menunjukkan perubahan berarti pada rasio dan proporsi gas-gas vulkanik seperti CO₂/SO₂, CO/H₂S, dan H₂S/SO₂.
Dengan memperhatikan seluruh data pemantauan, Badan Geologi menetapkan bahwa Gunung Tangkuban Parahu masih dalam kondisi normal. Namun, masyarakat dan wisatawan tetap diimbau tidak mendekati dasar kawah, tidak berlama-lama di area aktif, dan segera menjauh jika tercium bau gas menyengat atau teramati hembusan intens.





