Asyiknya Kembangkan Tanaman Langka

JABARNEWS | MAJALENGKA – Mencintai sesuatu merupakan salah satu solusi untuk menghilangkan penat. Bahkan, jika terus dikembangkan, biasanya akan mendatang rupiah. Hanya saja, jika orang sudah senang terhadap sesuatu, orientasi uang atau materi menjadi nomor ke-sekian, yang tidak lagi menjadi ambisi.

Seperti yang dilakukan oleh penghobi tanaman langka di Majalengka, Sutrisno. Dia mengatakan, di pekarangan rumahnya sengaja ditanami berbagai jenis tumbuhan langka atau yang masih jarang ditanam oleh masyarakat. Untuk selanjutnya dia perbanyak dengan cara cangkok, stek atau akulasi.

‎Sejak SMA,lanjutnya, dia suka tanam-menanam. Sekarang di halaman rumahnya, banyak jenis tanaman yang terbilang baru. Seperti Jeruk Swiss, Jambu Deli Hijau, Bajang Leang, Red Taiwan, Dalhari‎ Jambu, dan Thailand Super Grand.

Baca Juga:  Masih Disoal, Mahasiswa Tobat Pertanyakan Jalan Cibeber-Sukanagara yang Rusak

“Jeruk Kingkit yang khasiatnya untuk kesehatan kuku dan obat batuk juga ada.Selain itu, saya menanam Apel India atau Putsa yang buahnya sebesar telor ayam, Belimbing Deli‎ dan buah Tien serta Zaitun sedang saya kembangkan. Kalau ada yang pesan, saya keluarkan/jual. Tidak ada yang pesan, saya tanam sendiri di kebun,” ungkapnya, saat ditemui di rumahnya di Desa Tarikolot Kecamatan Palasah-Majalengka, Selasa (10/4/2018).

‎Salah satu komisioner Panwas Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka ini menambahkan, pihaknya juga tengah mengembangkan ‎buah Alpukado Sedles alias buah alpukat yang tanpa biji. Serta jenis Alpukat Gading dan Kalung juara yang buahnya berbentuk panjang seperti timun.

“Termasuk jenis-jenis durian, yang salah satunya durian hitam juga tengah dikembangkan. Namun saat ini saya tengah konsen untuk memperbanyak buah Tien dan Zaitun, karena buah ini sudah tertera dalam Al-Quran. Saya senang dapat menanamnya di halaman rumah,”ujarnya.

Baca Juga:  Kejam! Seorang Perempuan Lansia Dibuang ke Got oleh Orang Tak Dikenal di Bogor

Sutrisno menuturkan, dalam merawat dan mengembangkan tanaman memang menemui banyak kendala. Namun hal tersebut merupakan sebuah tantangan. ‎Alasannya karena untuk pengembangbiakan tanaman itu tidak sama. Semakin sulit untuk dikembangkan, menjadi gairah tersendiri untuk ditaklukan.

“Jadi saya selalu penasaran kalau ada tanaman jenis baru, kalau ada info begitu, biasanya saya cari di komunitas tanaman, di jejaring sosial atau di jaringan para penyuluh pertanian. Contoh, bah tien sulit dikembangkan dengan stek, justru dicangkok, sangat mudah dan gampang,” tuturnya.

Baca Juga:  Pergerakan Tanah di Cibeber Cianjur Meluas, Pengungsi Terus Bertambah

“Kalau stek harus ada perlakuan khusus, harus dengan pisau yang sangat tajam. Direndam dulu pakai B1 atau bawang merah dan direndamnya selama 12 jam. Setelah itu ditiriskan. Setelah itu baru dimasukkan ke media tanam dan disungkup (ditutupi oleh plastik transparan). Selanjutnya, ‎disimpan/ditaroh di tempat teduh, 21 hari sampai satu bulan sudah bisa kelihatan hasilnya,” tambahnya.

Sementara itu, salah satu pecinta tanaman lainnya, Odoy mengatakan hal yang sama. Dirinya bahkan punya komunitas sendiri, akan tetapi itu lebih pada kecintaan terhadap tanaman tertentu.

“Tergantung musim tanamannya apa, dulu pernah khusus ada komunitas anggur. Sekarang lain lagi. Tapi saya sendiri masih menanam anggur,” ungkapnya. (Rik)

Jabarnews | Berita Jawa Barat