Selama ini, mereka harus memutar sejauh 4 kilometer untuk mencapai fasilitas publik seperti sekolah, pasar, tempat ibadah, hingga layanan kesehatan.
“Dulu jembatan itu jadi jalur utama warga ke sekolah, ke pasar, pengajian, bahkan ke puskesmas. Sekarang mereka harus memutar sejauh 4 kilometer. Sangat memberatkan,” kata Uus.
Terkait pemindahan lokasi jembatan, Uus memastikan pihak desa mendukung penuh rencana tersebut. Menurutnya, lokasi baru dinilai lebih stabil dan aman dari potensi longsor.
“Posisinya dipindahkan tidak masalah karena tanahnya lebih kokoh dan tidak rawan bencana. Kami sepakat, ini untuk keselamatan jangka panjang,” ujarnya.