Bantuan Venezuela Paling Besar Untuk Bencana Sulteng

JABARNEWS | JAKARTA – Sejumlah negara asing memberikan bantuan dalam bentuk uang kepada Indonesia, terkait bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyatakan sedikitnya ada sembilan negara sahabat yang sudah memberikan bantuan uang.

Berdasar data BNPB, Venezuela untuk sementara menjadi pemberi bantuan terbesar yakni USD 10 juta.

Kemudian, Uni Eropa dan Jerman masing-masing 1,5 juta Euro, Korea Selatan USD 1 juta, Australia AUD 500 ribu, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Kamboja masing-masing USD 200 ribu, serta Vietnam dan Laos masing-masing USD 100 ribu.

Baca Juga:  Pembacokan Gus Farid Diduga Dilakukan Anggota Kelompok Radikal

Pemerintah juga memberikan ketentuan bagi lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi kemasyarakatan (ormas) asing yang memberikan bantuan kepada Indonesia.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat (Pusdatin dan Humas) BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan ormas asing tidak diizinkan terjun langsung ke daerah bencana. “Harus menggunakan mitra lokal,” kata Sutopo, Sabtu (6/10) malam.

Baca Juga:  Duh! Rumah Rusak Akibat Angin Puting Beliung di Serdang Bedagai Bertambah

Dia menambahkan warga negara asing (WNA) dalam ormas luar negeri. tidak diizinkan terjun ke daerah bencana. “Ormas asing yang telah menerjunkan WNA di daerah bencana diimbau untuk segera menarik anggotanya,” ungkap Sutopo.

Menurut Sutopo lagi, ormas asing yang sudah terlanjur membeli atau menyiapkan bahan dukungan dan material bantuan di Indonesia, harus didaftarkan jadi mitra kementerian/lembaga dan wajib menggunakan mitra lokal untuk pelaksanaan pendistribusian.

Baca Juga:  Pemkab dan DPRD Cianjur Disebut Miskin Gagasan Soal Penanganan Gempa

Sedangkan ormas asing yang belum terdaftar dalam kementerian/lembaga, wajib mendaftar kepada BNPB untuk pendistribusian di lapangan.

Ormas asing dalam memberikan bantuan dapat melalui Palang Merah Indoesia atau rekening PMI didampingi kementerian/lembaga terkait atau mitra lokal.

“Perlu monitoring sukarelawan asing yang masuk. Untuk dropping bantuan bantuan dikoordinir BNPB, sementara melalui Makasar dan Balikpapan,” kata Sutopo. (Abh)

Jabarnews | Berita Jawa Barat