Diky Chandra berharap buku ini bisa menjadi bagian resmi muatan lokal di sekolah-sekolah, sekaligus melestarikan bahasa dan budaya Sunda.
“InsyaAllah akan ada bedah buku pada September mendatang. Buku ini juga sudah dipesan di dua wilayah,” ujarnya dikutip dari RRI.
Diky menambahkan, melalui buku ini, generasi muda Tasikmalaya bisa menjaga dan melestarikan aksara Sunda.
“Saya bersemangat sekali menyampaikan buku ini, meski kondisi kesehatan sedang tidak baik. Apalagi jantung saya yang sudah di ring. Mudah- mudahan semua lelah menjadi Indah dan sehat berkat doa teman- teman,” kata Diky.
Sementara pengarang buku, Ivan Kristivan, menyebut respon dari Pemerintah Kota Tasikmalaya ini sebagai bentuk nyata gerakan memberantas buta huruf aksara Sunda.