Berbeda dengan Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi Tak Masalah Disebut Maneh: Saya Itu Sunda!

Politisi asal Partai Golkar Dedi Mulyadi */Instagram @dedimulyadi71/

Pada masa lalu, di Asia Tenggara terdapat kebiasaan menyebut nama kerajaan dengan nama ibu kotanya, sehingga Kerajaan Sunda sering disebut sebagai Kerajaan Pajajaran.

“Jadi di situ tidak ada tingkatan, jadi ada bahasa-bahasa di kita (orang Sunda) yang ditabukan, di sana menjadi hal yang biasa diucapkan,” jelas Dedi Mulyadi.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Sebut Kondisi Kebakaran TPA Sarimukti Membaik, Ini Indikasinya

“Tetapi kalau dalam pandangan saya, bahasa itu bukan kalimat ‘maneh’, bukan kalimat ‘sia’, bukan kalimat apapun, tergantung hati, hati kita,” bebernya.

Baca Juga:  Untung Banyak Nih! Dijual Ridwan Kamil, Lukisan Seniman di Braga Laku Rp4,2 Juta

“Jadi kalaupun bahasanya halus, ya kalau hatinya benci, tetep aja nyelekit (menyakiti),” ujar Kang Dedi.

Penjelasan Dedi Mulyadi tersebut bermula dari Sikap Ridwan Kamil yang keberatan dipanggil ‘Maneh’ oleh Sabil.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Ingin Jaringan Internet Diperluas Hingga ke 5.300 Desa di Jabar