JABARNEWS | BANDUNG – Di tengah hingar-bingar kota Bandung yang terus berkembang, sebuah kawasan bernama Kelurahan Cicadas di Kecamatan Cibeunying Kidul menyimpan kisah unik yang tak banyak diketahui publik.
Terletak di lahan seluas 55 hektar, wilayah ini bukan hanya dikenal sebagai salah satu kawasan dengan kepadatan tertinggi di dunia (13.000 jiwa/km²), namun juga sebagai kampung yang merepresentasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata.
Dahulu dikenal dengan stigma negatif sebagai “Negara Beling”, Cicadas kini bertransformasi menjadi wilayah kreatif dan inovatif. Fakta mengejutkan datang dari penamaan gang-gangnya yang sarat dengan simbol ideologi bangsa.
Sejak akhir 1960-an, warga setempat mengganti nama-nama gang yang semula bernuansa Partai Komunis menjadi Gang Banteng, Rantai, Padi Kapas, Beringin, Perisai, Bintang, Garuda, hingga Gang Proklamasi seluruhnya merepresentasikan lima sila Pancasila.
Menurut para tokoh dan sesepuh setempat, transformasi ini merupakan bentuk perlawanan ideologis yang didukung oleh tokoh militer seperti Sugeng Sumarsono, pensiunan Kavaleri yang saat itu menjadi Ketua Rukun Kampung (RK). Aksi perubahan nama ini diyakini sebagai cara untuk memutus dominasi paham komunisme pasca-penetapan Hari Kesaktian Pancasila.