Dapur MBG tersebut diketahui menyalurkan makanan ke sembilan satuan pendidikan, termasuk TK, SD, SMP, dan SMK. Di antaranya adalah SMP PGRI 2 Cianjur dan MAN 1 Cianjur, dua sekolah yang menjadi lokasi awal kejadian.
Untuk memastikan penyebab keracunan, sampel makanan telah dikirim ke laboratorium guna dianalisis lebih lanjut. Selama proses penyelidikan berlangsung, seluruh aktivitas produksi dapur dihentikan sementara.
“Status kejadian luar biasa (KLB) juga telah diberlakukan selama dua hari sejak peristiwa ini terjadi,” ujar Frida menegaskan.
Dinas Kesehatan terus memantau perkembangan kondisi para siswa dan akan mengambil langkah lanjutan sesuai hasil investigasi laboratorium. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News