Debat Paslon Harus Dijadikan Edukasi

JABARNEWS | MAJALENGKA – Debat publik Pasangan Calon (Paslon) bupati dan wakil bupati Majalengka periode 2018-2023 ini, harus dijadikan sebagai bahan edukasi kepada masyarakat. Tujuanya supaya masyarakat lebih memahami visi misi calon yang akan dipilihnya.

Meski diakui bahwa dari sisi settingan tempat cukup elegan, namun di pertengahan acara ada sedikit gangguan yakni layar lebar utama dan timer mati total untuk beberapa menit. Namun, dipandu Anarima Savitri, kegaduhan kecil itu kembali teratasi.

Baca Juga:  Bawaslu Purwakarta Belum Menemukan Indikasi Pelanggaran Dalam Penetapan DCS

Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Majalengka, Supriyatna mengatakan debat kampanye merupakan metode kampanye yang diatur dalam UU, setelah pertemuan terbatas, tatap muka dan penyebaran APK. Dan debat publik ini merupakan salah satu arena untuk bagaimana menjelaskan visi misi pasangan calon, dan bukan untuk menjatuhkan serta saling menghujat.

Baca Juga:  Ramalan Cuaca Kota Bandung, Minggu 8 Mei 2022

“Lebih pada edukasi, mengenalkan visi misi paslon kepada masyarakat. Ini merupakan wisata politik, untuk masyarakat berdemokrasi. Harus dijadikan sebagai sesuatu yang penuh edukatif.” ungkapnya, di gedung Islamic Center, Rabu malam (9/5/2018). Acara ini sendiri berakhir hingga pukul 23.40 WIB.

Sementara salah seorang tamu undangan, yang hadir pada acara debat publik, Ibroh menilai acara debat tersebut kurang greget. Ia mengatakan pada sesi tanya jawab paslon ataupun pada tahapan sesi bertanya cepat dan dijawab cepat, waktu yang diberikan terlalu sedikit yakni hanya dua menit.

Baca Juga:  BOR di Jabar 25,91 Persen, Uu Ruzhanul Ulum Minta Warga Jangan Lalai

“Jadi kurang terekspos semua, waktunya kalau bisa diperpanjang. Padahal itu pertanyaan pertanyaan ringan seputar Majalengka. Kalau lebih lama itu akan lebih terekspos kemampuan masing-masing paslon,” ungkapnya. (Rik)

Jabarnews | Berita Jawa Barat