“Sejak negara ini merdeka sampai hari ini, amanah kemerdekaan belum sepenuhnya terwujud. Saya mohon maaf jika masih ada anak putus sekolah SD, SMP, atau SMA karena ketidakmampuan ekonomi. Ini harus diubah dengan transparansi dan integrasi pengelolaan keuangan,” tegasnya.
Dedi menceritakan banyak warga datang mengadu langsung ke rumahnya, dari keluarga yang kesulitan biaya kemoterapi hingga pasien operasi yang tak mampu membiayai kebutuhan sehari-hari. Menurutnya, masalah-masalah itu hanya bisa terselesaikan jika pemerintah benar-benar membuka ruang aspirasi rakyat dan mengarahkan belanja negara untuk kebutuhan dasar.
“Belanja modal harus berdampak langsung bagi warga, menciptakan efek ekonomi yang nyata. Itu makna kemerdekaan: melindungi rakyat dari kemiskinan, kebodohan, dan penderitaan,” pungkas Dedi Mulyadi. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News