Mereka menjalani pelatihan baris-berbaris, ceramah kebangsaan, hingga aktivitas disiplin ala militer.
Dedi menyebut, para siswa yang mengikuti program ini adalah generasi muda yang masih bisa dibentuk.
“Mereka bukan anak nakal. Mereka hanya butuh diarahkan,” katanya.
Ia juga menegaskan, pendekatan represif tak akan menyelesaikan akar persoalan, karenanya pembinaan jadi pilihan utama.