JABARNEWS | BANDUNG – Menyikapi beredarnya foto Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat yang diduga mendukung salah satu Pasangan Calon (Paslon) di Pemilihan Gubernur (Pilgub), Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar, Ahmad Hadadi, beranggapan hal tersebut adalah suatu kesalahpahaman.
“Pada era demokrasi, semua orang punya hak untuk berpendapat dan punya hak untuk menjawab. Terkait masalah ini tidak ada hubungannya dengan salah satu Paslon,” katanya saat dihubungi jabarnews.com, Senin (2/4/2018).
Menurutnya, simbol jari pada foto yang diadukan kepada Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) tidak bermaksud untuk menunjukkan dukungan terhadap Paslon. Melainkan tiga jari pada foto tersebut bermakna program yang ditujukan kepada remaja dan siswa sekolah yang artinya no free sex, no drugs, dan no HIV AIDS.
Selain itu, soal adanya pelaporan pihak Kaukus Rakyat Jawa Barat Pemantau Pemilihan Gubernur (Pilgub) ke Bawaslu terkait dugaan mendukung salah satu Paslon nomor urut 3 Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik), dia mengaku sudah melakukan klarifikasi kepada Pemerintah Provinsi, DPRD, dan partai politik yang bersangkutan.
“Kami sudah berkomitmen untuk tidak masuk pada politik praktis. Saya sudah bilang waktu itu tidak ada niat, bahkan saya sendiri kan tidak mengacungkan dilingkungan Disdik,” jelasnya.
Ditambahkan Hadadi, pihaknya sudah memberikan imbauan kepada seluruh ASN melalui surat edaran yang isinya tidak memperkenankan ASN di lingkungan Disdik mengangkat simbol-simbol yang sensitif selama masa kampanye pada Pilkada.
“Saya sudah mengimbau kepada seluruh ASN untuk tidak mengeluarkan salam dengan simbol yang multi tafsir saat kunjungan kerja ke sekolah-sekolah,” pungkasnya. (Ted)
Jabarnews | Berita Jawa Barat