Menurutnya, kalau sekarang tinggal menyisakan lima orang lagi karena keberadaannya kesenian tradisional sudah mulai punah di era modernisasi saat ini.
Seiring dengan jaman, keberadaan kesenian Wayang Gejlig sekarang sudah kurang diminati lagi. Dan, di masa kejayaan tahun 80 rombongan kesenian sudah manggung ke luar desa. “Bahkan sampai ke luar kecamatan,” ujarnya.
Sementara itu, Rustiman (62) selaku Dewan Adat Kampung Miduana mengungkapkan, keberadaan kesenian Wayang Gejlig sudah ada sejak dulu, itu tahun 1980 masih eksis.
Mungkin seiring dengan jaman yang sudah modern jadi peminatnya sudah mulai berkurang, selain itu alat-alat kesenianya kondisinya pun sudah pada lapuk tua dimakan usia.
“Kini tidak layak pakai dan habis dimakan rayap,” akunya.