Ironisnya, 20 persen pengangguran berasal dari lulusan SMA/SMK. Padahal, provinsi ini memegang nilai investasi tertinggi di Indonesia dengan Rp251 triliun pada 2024.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemprov Jabar bekerja sama dengan APTISI mengerahkan sekitar 100.000 mahasiswa PTS dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di 27 kabupaten/kota. Kegiatan ini akan berfokus pada pengelolaan sampah dan pengembangan kewirausahaan berbasis masyarakat.
“Jawa Barat menghasilkan 29.000 ton sampah per hari. Karena teknologi TPSA belum ideal, pengelolaan harus dimulai dari rumah tangga,” papar Herman.
Pemprov juga menyiapkan long list penelitian daerah berbasis digital. Peneliti dari PTS yang tertarik mengambil topik dari daftar tersebut akan difasilitasi data dan percepatan perizinan hingga proposal dapat diselesaikan dalam waktu satu sampai dua hari.
Tak hanya itu, Herman mengajak PTS ikut serta menyelenggarakan pelatihan vokasi bagi 320 ribu lulusan SMA/SMK yang belum terserap dunia kerja. Menurutnya, bila 300 PTS di Jabar terlibat dalam mendorong keterampilan kerja yang relevan, maka angka pengangguran akan turun signifikan.