Ini Kebutuhan Mendesak Korban Gempa Tsunami Sulteng

JABARNEWS | JAKARTA – Aktivitas terkini daerah terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah masih terkendala. Pasalnya bahan bakar minyak (BBM) disana terbatas, padahal BBM tersebut meerupakan kebutuhan mendesak, semisal untuk mengoperasikan genset dan lainnya.

“Terbatasnya BBM menyebabkan genset tidak beroperasi, kendaraan tidak beroperasi, pompa air tidak jalan, komunikasi sulit, dan lain-lain,” jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam konferensi pers di kantornya di Jakarta, Minggu (30/9/2018).

Lanjutnya, terminal BBM di Kabupaten Donggala rusak, sehingga penyaluran BBM tidak bisa dilaksanakan. Selain itu, kondisi akses jalan dari Terminal BBM Palu dan Sulawesi Barat yang rusak dan tertutup longsor membuat distribusi BBM ke lokasi terdampak bencana terputus.

Baca Juga:  BIAN 2022, Sebanyak 147.775 Anak di Kabupaten Cirebon Telah di Imunisasi

“Untuk mengatasi pasokan BBM, akan dilakukan melalui Terminal BBM Poso, Terminal BBM Moutong, Terminal BBM Toli-Toli, dan Terminal BBM Pare-Pare,” jelas Sutopo dilanris republika.co.id.

Selain BBM, pemulihan listrik pun harus dipercepat. Menurut Sutopo, dari pihak PLN sudah mengerahkan 216 personel mereka untuk melakukan perbaikan hingga 3 hari kedepan.

“Lima Gardu Induk (GI) padam, dua unit GI Pamona dan GI Posko yang menyuplai listrik daerah Tentena, Poso, dan Kota Poso sudah diperbaiki. Solusi jangka pendek untuk penerangan, PLN membawa delapan genset untuk disebar di Posko di Palu dan Donggala,” terang dia.

Baca Juga:  KPID Jabar Minta Lembaga Penyiaran Lebih Profesiaonal dalam Pemberitaan Bom Bunuh Diri di Polsek Astanaanyar

Percepatan pemulihan jaringan komunikasi juga terus dilakukan. Di Toli-toli, Poso dan Luwuk, kata dia, jaringan komunikasi sudah pulih. Namun, di Kota Palu masih belum pulih semuanya dan di Kabupaten Donggala masih putus total.

Masih kata Sutopo beberapa hal yang menjadi kebutuhan mendesak di lokasi-lokasi terdampak bencana alam. Diantaranya, BBM, air minum, tenaga medis beserta obat-obatan dan rumah sakit lapangan, tenda, terpal, selimut, veltbed, water tank, bahan makanan, alat penerangan, genset, dapur umum, kantong mayat, kain kafat, serta makanan bayi dan anak.

Saat ini, lanjutnya, kondisi listrik, air bersih, dan SPBU masih padam. Dan masih sering terjadi gempa susulan kecil, sejak Jumat lalu sudah tercatat sebanyak 209 kali gempa susulan.

Baca Juga:  Dihadapan Ribuan Banser, Ridwan Kamil Beberkan Hal Ini

“Penduduk yang berada di bukit-bukit sudah mulai turun dan bergabung ke pos pengungsi,” katanya.

Ia melanjutkan, banyak pula pasar dan toko yang masih tutup di sana. Jaringan pipa air bersih pun rusak sehingga air bersih ia sebut menjadi kebutuhan utama para pengungsi untuk saat ini.

“Jalur darat Palu-Poso dan Palu-Mamuju sudah bisa ditembus. Muncul (juga) likuifaksi atau lumpur dari bawah tanah dan menghanyutkan bangunan seperti di Sigi, Jl. Dewi Sartika Palu Selatan, Petobo, Biromaru, Sidera,” ungkapnya. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat