Selain itu, sosok rektor diharapkan mampu menjadi pemimpin yang visioner, mengembangkan kolaborasi internal maupun eksternal, serta mendorong peningkatan prestasi akademik dan penelitian di ITB.
“Rektor harus memiliki integritas, etika, dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan, sehingga bisa membawa ITB menuju keunggulan global,” tambah Budi.
Budi juga menekankan pentingnya kemampuan komunikasi seorang rektor dalam membangun kerja sama yang kuat di dalam dan luar kampus.
Di sisi lain, Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, mengungkapkan harapannya agar rektor baru ITB dapat berkontribusi dalam memecahkan berbagai persoalan di wilayah Jawa Barat, termasuk perekonomian Kota Bandung.
Menurut Bey, dengan banyaknya lulusan ITB yang kompeten, berbagai masalah, seperti kemacetan di Bandung, seharusnya bisa ditangani dengan lebih baik.
Terkait proses seleksi, pendaftaran rektor baru akan dibuka hingga 30 September 2024. Beberapa persyaratan utama meliputi kewarganegaraan Indonesia, gelar doktor (S3) dari perguruan tinggi dalam negeri, dan usia maksimal 60 tahun saat dilantik.
Tahapan pertama seleksi akan melibatkan verifikasi oleh panitia dan pleno MWA untuk menetapkan nomine.
Tahap selanjutnya adalah penetapan bakal calon rektor, yang mencakup asesmen, tes kesehatan, dan pemilihan 10 kandidat potensial. Setelah itu, proses pemilihan akan berlanjut melalui senat akademik, yang melibatkan penjaringan aspirasi dari berbagai pihak untuk memilih tiga calon terbaik.
Pemilihan final akan dilakukan oleh MWA pada 29-30 November 2024, di mana seluruh calon akan mempresentasikan visinya di hadapan majelis.
Bagi calon yang berminat, informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui email [email protected] atau mengunjungi laman resmi di https://rektorkita.itb.ac.id/2024. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
