Herman menambahkan, pembiayaan proyek elektrifikasi ini dilakukan sepenuhnya melalui skema kerja sama bisnis (B to B) antara PT KAI dan PT PLN dengan nilai investasi sekitar Rp2 triliun.
“Jadi bukan dana APBN, tapi murni kerja sama bisnis. Untuk dua rute ini panjangnya relatif sama, masing-masing sekitar 40 kilometer,” jelasnya.
Menurut Herman, elektrifikasi dua rute tersebut akan memberikan banyak manfaat, mulai dari peningkatan kualitas layanan publik, efisiensi biaya hingga pengurangan emisi karbon.
“Dengan elektrifikasi, pelayanan akan meningkat, biaya bisa lebih efisien hingga 70 persen, dan tentu lebih ramah lingkungan karena emisi gas buangnya rendah dibanding kereta konvensional,” ujarnya.
Ia menambahkan, jika semua berjalan sesuai jadwal, kedua jalur ini ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2027.