“Ini krusial, tapi jangan sampai overthinking. Kita fokus pada solusi,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, menjelaskan bahwa lonjakan kasus hepatitis A diketahui dari laporan aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR). Investigasi awal pada Mei 2025 menemukan tiga kasus positif di RSU Malangbong.
Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti bersama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Kesehatan, yang pada 31 Juli 2025 melakukan penyelidikan epidemiologi ke SMA 9 Garut dan sejumlah warga sekitar yang memiliki gejala serupa. Pemeriksaan dilakukan menggunakan rapid diagnostic test (RDT) hepatitis A.
Leli menyampaikan bahwa hepatitis A merupakan penyakit menular akibat virus yang menyerang organ hati dan menyebar melalui makanan atau minuman terkontaminasi, serta kontak dekat dengan penderita.
“Penularannya cepat, terutama lewat sanitasi yang buruk. Maka kami gencarkan edukasi hidup bersih, pentingnya cuci tangan pakai sabun, dan pengawasan ketat terhadap makanan, termasuk yang dijual di sekitar sekolah,” tandasnya. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News