Daerah

Kepunahan Dinosaurus, Studi Sebut Bukan Karena Letusan Gunung

×

Kepunahan Dinosaurus, Studi Sebut Bukan Karena Letusan Gunung

Sebarkan artikel ini

JABARNEWS | BANDUNG – Peristiwa kepunahan massal yang membunuh dinosaurus, tim internasional yang dipimpin oleh para peneliti dari Universitas Yale telah menemukan bahwa aktivitas vulkanik tidak berperan langsung.

Studi sebelumnya menunjukkan bahwa letusan gunung berapi dahsyat di Deccan Traps mungkin menjadi penyebab peristiwa kepunahan massal itu.

“Gunung berapi dapat menyebabkan kepunahan massal karena melepaskan banyak gas, seperti SO2 dan CO2, yang dapat mengubah iklim dan mengasamkan Bumi,” ujar Pincelli Hull, penulis utama studi tersebut yang juga asisten profesor di Universitas Yale.

Baca Juga:  Gema Ganjar Deklarasikan Ganjar Pranowo Jadi Presiden 2024, Dukungan Dipastikan Terus Mengalir

Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Science pada pekan ini, bahwa dampak lingkungan dari letusan gunung berapi dahsyat di India, di wilayah yang dikenal sebagai Deccan Traps, terjadi sebelum peristiwa kepunahan dinosaurus 66 juta tahun silam dan karenanya tidak berkontribusi terhadap peristiwa kepunahan massal tersebut.

Baca Juga:  Pekerja Bandung Zoo Desak Kebun Binatang Dibuka Lagi, Satwa Terancam

Namun, studi terbaru telah berfokus pada waktu letusan lava ketimbang pelepasan gas.

Mereka membandingkan perubahan suhu global dan isotop karbon dari fosil-fosil laut dengan model dampak iklim dari pelepasan CO2. Isotop merupakan atom dengan jumlah neutron yang lebih tinggi atau lebih rendah dari biasanya.

Mereka menyimpulkan bahwa sebagian besar pelepasan gas terjadi jauh sebelum tumbukan asteroid. Asteroid merupakan satu-satunya penyebab kepunahan, menurut para peneliti itu.

Baca Juga:  Sah, Dedi Mulyadi Larang Siswa di Jawa Barat Bawa Motor dan Ponsel ke Sekolah

Aktivitas gunung berapi pada Periode Kapur Akhir menyebabkan fenomena kenaikan suhu global secara bertahap sekitar dua derajat, namun bukan kepunahan massal. Setelah itu, sejumlah spesies pergi ke arah Kutub Utara dan Selatan tetapi kembali lagi jauh sebelum terjadinya tumbukan asteroid, menurut penelitian tersebut. (Ara)

Tinggalkan Balasan