Ketua MUI Purwakarta: Gay Segera Bertaubat

JABARNEWS | PURWAKARTA – Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, ada 100 orang terindikasi dalam kelompok lelaki suka lelaki (LSL) atau gay yang terjakit virus HIV-Aids. Melihat demikian Ketua MUI Kabupaten Purwakarta, KH John Dean meminta kelompok gay segera bertaubat.

“Perilaku penyimpangan seks ini memang sudah ada sejak sekitar 1950-1870 SM, yakni di masa kenabian Nabi Luth AS. Pada zaman itu, Allah SWT memperlihatkan kemurkaannya dengan cara membalikkan tanah perkampungan kaum Sodom, hingga seluruh orang di sana tewas. Kecuali Nabi Luth dan kedua putrinya,” papar KH John Dean, Selasa (30/10/2018).

Baca Juga:  63 Warga Tasikmalaya Keracunan Makanan Hajatan, Seorang Meninggal

Dia mengimbau agar kaum LGBT segera bertaubat dan kembali kepada ajaran agamanya masing-masing.

“Jangan mengatasnamakan hak asasi manusia, kita semua juga punya hak untuk menolak pemahaman yang menyimpang dari ajaran agama,” katanya.

John Dean menambahkan, bagi kaum gay yang sudah terjangkit virus HIV-Aids tidak perlu bersedih hati dan segera bertaubat nasuha dari segala dosanya.

Baca Juga:  Kejar Target Vaksinasi Lansia, Lurah dan Camat di Kota Tasikmalaya Tak Boleh Libur

“Jadikan musibah itu sebagai penggugur dan yang membuat kita sadar akan kesalahan yang telah kita perbuat,” ajaknya.

Lanjut dia, segera bertaubat karena pintu taubat masih terbuka. Tidak perlu terpuruk karena setiap anak adam pasti pernah melakukan dosa. Jangan sampai Allah SWT menurunkan azabnya karena kesombongan manusia yang tidak mau bertaubat.

“Selain itu, kami mengajak seluruh masyarakat untuk sama-sama saling bahu-membahu melindungi keluarga dari bahaya pengaruh LGBT,” ucapnya.

Baca Juga:  Pesan Ambu Anne untuk Para Jemaah Calon Haji asal Purwakarta

Ditambahkannya, tokoh agama agar menyampaikan ceramah terutama khotbah Jumat terkait LGBT di setiap masjid. Pendekatan agama, dipilih sebagai upaya antisipasi perilaku menyimpang karena dianggap sebagai pendekatan paling mendasar bagi umat beragama.

“Pendekatan agama itu harus dikedepankan. Karena kita harus menemukan cara yang tidak frontal, menyakiti orang, tapi bisa membangun kesadaran semua pihak yang sudah terlibat. Atau bahkan untuk mereka yang baru mau coba-coba,” pungkasnya. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat