Dalam pidatonya, Bambang Sugiharto menyoroti bahwa vibrasi seni rupa Indonesia tahun 1970-an yang dipengaruhi abstrakisme terasa kuat dalam pameran ini. “Kekuatan garis, bidang, warna, dan aspek formalisme lain sangat menonjol dalam karya-karya Lian Sahar yang disajikan secara lengkap oleh ArtSociates,” katanya.
Selain Dr. Muhammad, sejumlah kolektor seni lainnya juga memiliki karya Lian Sahar, seperti Arifin Panigoro di Jakarta, Iwan K Lukminto di Tumurun Private Museum, Solo, serta dr. Oei Hong Djien yang menyimpan dua karya pastel di atas kertas di OHD Museum, Magelang.
Merwan Yusuf, kurator seni rupa sekaligus adik kandung Lian Sahar, yang turut hadir dalam pembukaan pameran, mengungkapkan kebanggaannya melihat karya sang kakak dipamerkan secara luas. “Proses pematangan karya abang saya terlihat jelas di pameran ini, dan saya senang bisa bertemu dengan para kolektor karya beliau,” ujarnya.
Pameran Diam yang Bergerak dapat dikunjungi oleh publik mulai 21 Februari hingga 22 Maret 2025 di Lawangwangi Creative Space, Jalan Dago Giri 99A, Lembang, Jawa Barat. Diskusi mengenai karya dan peran Lian Sahar dalam sejarah seni rupa Indonesia juga akan digelar dalam waktu dekat. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News