Lima Rumah Amblas Gara-gara Retakan Tanah

JABARNEWS | BANDUNG BARAT – Retakan tanah sepanjang 100 meter terjadi di Kampung Cisomanghilir, Desa Tenjolaut, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Akibatnya, sebanyak 5 rumah warga amblas dan 10 rumah lainnya terancam.

Kasi Kesejahteraan dan Ketertiban Umum Kecamatan Cikalongwetan, Pipin Irawan, mengatakan, retakan tanah diketahui warga pada Kamis 30 Agustus 2018.

Pantauan di lapangan, lanjutnya, 5 rumah yang amblas yaitu milik Endang (59) di RT 5 RW 2 serta Dodo Suherman (47), Nasir (53), Aji Supriatna (46), dan Enen (53) semuanya di RT 5 RW 1.

Sementara yang terancam, yaitu rumah milik Darto (29), Inah (69), Soni (34), Arum (70), Kusaeri (45), Rodi (66), Toto (67), Tasim (40), Ade (56), dan Udeng (55) semuanya berada di RT 5 dan RT 3, RW 1.

Baca Juga:  KPK Minta Kakak Ipar Bupati Cianjur Serahkan Diri

“Retakan tanah mengakibatkan jalan retak sekitar 5 cm dan panjang hampir 100 m. Dengan kondisi ini, masyarakat sebaiknya mengungsi untuk mengantisipasi dampak retakan tanah. Terutama warga yang berada di sekitar jalur retakan tanah, kami minta agar waspada. Sebab, terjadinya retakan ini diakibatkan oleh kondisi tanah yang labil dan dipicu hujan,” katanya, dikutip pikiran-rakyat.com, Rabu (5/9/2018).

Baca Juga:  Yakin Pandemi Membaik, Ridwan Kamil Bakal Genjot Pembangunan Infrastruktur

Staf Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) KBB, Ceceng Sukandi, mengungkapkan, pergerakan tanah itu membuat warga waswas. Berdasarkan keterangan warga, beberapa tahun lalu retakan tanah bukan pertama kalinya terjadi.

“Retakan sekarang lebih parah, sehingga membuat warga khawatir,” ujarnya.

Diketahui, KBB merupakan wilayah yang renan retakan atau pergerakan tanah. Pada Oktober 2017, sedikitnya 12 rumah warga di Kampung Babakan Salam, Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor, KBB mengalami retak-retak akibat pergeseran tanah.

Baca Juga:  Gara-gara Sebuah HP, Seorang Pemuda Tewas Tenggelam di Situ Gede Tasikmalaya

Pada 17 November 2016, pergerakan tanah di Kampung Cikatomas, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat menyebabkan 35 rumah warga rusak berat dan 124 jiwa mengungsi. Sementara pada 19 November 2016, juga terjadi retakan tanah di Kampung Tonjong, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat.

April 2016, pergerakan tanah terjadi di Kampung Dengkeng dan Kubang, Desa Wangunsari, Kecamatan Sindangkerta. Akibatnya, 6 rumah rusak berat, 3 rumah rusak sedang, dan 3 rumah rusak ringan. Selain itu, 45 rumah terancam bencana longsor dan pergerakan tanah. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat