Ngadu Milik, Petani Sumedang Malah Gagal Tanam

JABARNEWS | SUMEDANG – Gagal tanam akibat kemarau panjang yang terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Sumedang lebih disebabkan faktor “kenakalan” petani. Pasalnya, mereka cenderung mengambil risiko “ngadu milik” (dulik).

“Berulang kami sudah menekankan dan mengimbau kepada mereka (petani), agar untuk sementara waktu tidak menanam padi. Hal itu, kami lakukan mengingat, sejauh ini belum ada kepastian soal kapan tibanya musim hujan,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang, Ir Yosep Suhayat, Senin (8/10/2018).

Baca Juga:  Soal Penghapusan Denda Administrasi Kependudukan di Kabupaten Bogor, Iwan Setiawan: Harus Dibuat Simpel

Namun karena masih saja ada di antara mereka yang tidak menggubris imbauan tersebut, maka beginilah kejadiannya (gagal tanam),” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Sumedang, Ir. Yosep Suhayat, Senin (8/10/2018).

Baca Juga:  Majalengka Kolaborasikan Seni Budaya Lokal Untuk Dongkrak Omzet PAD

Menurut dia, situasi itu terjadi pada daerah tadah hujan. Dari laporan yang diterimanya, areal yang mengalami gagal tanam mencapai 57.8 hektar. Dengan usia tanam padi antara 15-30 hari.

Akibat kejadian itu, kerugian yang dialami petani bisa mencapai puluhab juta rupiah. Dengan asumsi kerugian, meliputi biaya pembelian benih, pupuk dasar dan upah pengolahan sawah. “Situasi ini tidak berdampak signifikan mengganggu ketahanan pangan di Sumedang,” ujarnya.

Baca Juga:  Dinkes Purwakarta Butuh 700 Tenaga Kesehatan

Kecuali itu, kini pihaknya tengah mencari solusi guna membantu meringankan mereka yang mengalami gagal tanam. “Langkah itu, tengah kami bahas. Mudah-mudahan segera dapat solusinya,” pungkas Yosep. (Abh)

Jabarnews | Berita Jawa Barat