Daerah

Ogoh-ogoh Bali Bakal Diarak di Purwakarta, Ini Maknanya

×

Ogoh-ogoh Bali Bakal Diarak di Purwakarta, Ini Maknanya

Sebarkan artikel ini
Ogoh-ogoh Bali akan diarak dalam Festival Budaya Nusantara Purwakarta dalam memeriahkan Hari Jadi Purwakarta 2025, Sabtu 20 Juli 2025.
Ogoh-ogoh Bali (Foto: Pinterest/ikartini, Yvonne Kustiadi)

Para cendekiawan Hindu Dharma meyakini bahwa tradisi ini mencerminkan keinsyafan manusia terhadap kekuatan alam dan waktu yang dahsyat.

Kekuatan itu dapat dibagi dua, pertama kekuatan bhuana agung, yang artinya kekuatan alam raya. Dan kedua adalah kekuatan bhuana alit yang berarti kekuatan dalam diri manusia.

Kedua kekuatan ini dapat digunakan untuk menghancurkan atau membuat dunia bertambah indah tergantung pada niat luhur manusia.

Baca Juga:  Sahrul Gunawan Unggul di Survei Pilkada Kabupaten Bandung: Ketenaran Jadi Kunci Utama Elektabilitas

Namun sebaliknya, kekuatan itu juga bisa diarahkan pada kebaikan dan kebahagiaan, tergantung pada niat luhur manusia.

Parade dan Simbol Pembakaran

Parade ogoh-ogoh yang digelar saat senja hingga malam hari memiliki makna yang dalam. Setelah selesai dibuat, biasanya ogoh-ogoh diarak keliling desa dengan suara riuh menuju Sema, tempat pembakaran jenazah untuk di bakar.

Baca Juga:  Pemerintah dan Masyarakat Bersama Menjaga Kulitas Udara Purwakarta

Pembakaran ini menjadi simbol pelepasan energi negatif agar masyarakat dapat menyambut Nyepi dalam kondisi suci dan bersih.

Makna Lingkungan dan Spiritualitas

Di balik kemeriahan parade ogoh-ogoh, tersimpan pesan ekologis dan spiritual yang kuat.

Melansir badungkab.go.id, filosofi parade ogoh-ogoh menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.

Tradisi ini bukan hanya menjadi pertunjukan budaya, tapi juga pengingat agar manusia alam dan sumber daya untuk tidak merusak lingkungan sekitarnya.

Baca Juga:  Purwakarta Menjadi Tuan Rumah Festival Musik Reggaeducation Festival (RDF) 2022

Sejarah dan makna ogoh-ogoh Bali bukan sekadar seni pertunjukan menjelang Nyepi, melainkan wujud dari kesadaran masyarakat Bali terhadap kekuatan alam dan nilai-nilai spiritual.

Tradisi ini mencerminkan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta, suatu warisan budaya yang layak dilestarikan dan dipahami secara mendalam.(red)

Pages ( 3 of 3 ): 12 3