Ia menyebut, proyeksi perputaran ekonomi dari program agroforestri tersebut bisa mencapai Rp50 miliar jika seluruh tanaman keras telah memasuki masa panen. Program ini juga memberikan keuntungan langsung bagi petani melalui sistem bagi hasil dari panen sayuran dan buah-buahan.
“Petani ikut menanam, memelihara, lalu panen, dan mendapatkan bagian. Ini model ekonomi kerakyatan yang konkret. TNI hadir bukan hanya dalam urusan pertahanan, tapi juga pemberdayaan masyarakat,” ucapnya.
Agroforestri sendiri merupakan metode pemanfaatan lahan yang mengintegrasikan tanaman kehutanan dan pertanian. Sistem ini menjadi solusi bagi masyarakat sekitar hutan untuk mengakses sumber daya alam tanpa merusak ekosistem.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Dedi Mulyadi juga memberikan bantuan simbolis berupa 1.000 bibit pohon durian kepada masyarakat, yang diterima langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak sebagai bentuk komitmen bersama menjaga ketahanan pangan.
“Ini bukan hanya soal panen hari ini, tapi tentang masa depan. Ketahanan pangan, kemandirian desa, dan ekonomi rakyat yang tangguh harus terus kita bangun bersama,” tutup KDM. (Red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News