Pengamat: Dedi Mulyadi dan PDIP Satu Ideologi

JABAR NEWS | BANDUNG – Pengamat politik Universitas Padjadjaran, Firman Manan menilai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memiliki sejumlah alasan sebelum memutuskan untuk mengundang Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam acara Curah Gagasan di Hotel Horison, Kota Bandung, Rabu (25/10/2017).

“Dedi Mulyadi tidak sekedar memiliki elektabilitas dan popularitas yang bagus selain Deddy Mizwar ya. Nilai plus Dedi Mulyadi ini memiliki kesamaan ideologi dengan PDIP,” kata Firman saat dihubungi hari ini, Rabu (25/10/2017).

Baca Juga:  Kades Tersandung Hukum, Pelayanan di Desa Salem Tetap Berjalan

Secara visi, meski Dedi besar di Partai Golkar namun dalam konteks penterjemahan Gagasan Soekarno, dia lebih mampu melakukan ‘break down’ gagasan tersebut ke dalam program teknis kepala daerah.

Ide besar ‘founding father’ PDIP tersebut sudah berhasil diimplementasikan di Purwakarta, daerah yang dipimpin oleh Dedi Mulyadi selama hampir 10 Tahun terakhir.

Baca Juga:  Ramalan Cuaca Purwakarta, Minggu 10 April 2022

“Ini menjadi variabel penentu bagi Dedi Mulyadi untuk menarik hati PDIP. Apalagi PDIP tidak memiliki kader internal yang punya perolehan hasil survei yang bagus. Jangan lupa, PDIP bisa mengusung sendiri pasangan calonnya,” katanya menambahkan.

Keluwesan Dedi Mulyadi sebagai Ketua Partai Golkar Jawa Barat pun telah mampu menciptakan ruang komunikasi yang luas dengan PDIP. Ia diketahui membangun skema koalisi untuk terjun dalam kontestasi Pilkada serentak di 16 Kabupaten/Kota di Jawa Barat.

Baca Juga:  Seorang Bocah Tewas Tenggelam di Kolam Renang Purwakarta

“Ruang komunikasi ini diciptakan oleh Dedi Mulyadi sebagai pimpinan partai di Jawa Barat dan PDIP. Sehingga andai pun Golkar tidak mengusung Dedi, PDIP sudah memiliki alasan rasional untuk mengusung Dedi Mulyadi sendiri,” pungkas Firman. (Red)

Jabar News | Berita Jawa Barat