JABARNEWS | PURWAKARTA – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa bencana pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, disebabkan oleh akumulasi air tanah yang memicu pelunakan struktur geologi di bawah permukaan.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan pada Jumat (21/6/2025) bahwa gerakan tanah di wilayah tersebut dipicu oleh interaksi antara air tanah dan bidang kontak geologi antara lapisan endapan vulkanik tua dan batuan serpih di bawahnya.
“Air tanah yang terakumulasi meningkatkan tekanan pori dan menyebabkan daya ikat tanah menurun. Serpih menjadi plastis dan melunak, membuat kestabilan lereng terganggu,” ujar Wafid.
Fenomena ini diperparah oleh hujan yang terus-menerus, menyebabkan bidang gelincir menjadi licin, sehingga lapisan tanah di atasnya mengalami pergeseran yang dikenal sebagai gerakan nendatan. Gejala ini ditandai dengan retakan, amblesan, dan lendutan di sekitar kaki lereng.
Tim Badan Geologi menemukan bahwa gerakan tanah di Cigintung bersifat melengkung (rotational), dengan arah pergeseran berbeda antara bagian mahkota (ke barat daya) dan kaki lereng (ke timur laut). Gerakan tanah tersebut terus berkembang, sehingga seluruh warga kampung harus dievakuasi sementara.