Ia mengungkapkan bahwa Pemprov Jawa Barat berkomitmen mendorong hilirisasi produk pertanian agar nilai tambah yang diterima petani semakin besar.
Selain tantangan Nilai Tukar Petani (NTP), permasalahan modal juga menjadi perhatian utama.
Lusi berharap pemerintah dapat hadir sebagai regulator, fasilitator, dan dinamisator yang menjembatani kolaborasi antara petani dan para pemangku kepentingan.
“Kolaborasi dengan Pupuk Indonesia juga diharapkan terus ditingkatkan untuk mengatasi kendala hama dan persoalan lainnya di lapangan,” ujarnya.
Penutupan Mimbar Sarasehan KTNA 2025 ini menjadi simbol komitmen bersama seluruh pihak untuk memperkuat sektor pertanian Jawa Barat menuju kemandirian dan kesejahteraan berkelanjutan bagi petani.(red)





