Aboge sendiri diambil dari suku kata A berarti Alif dan Boge berarti Rabu Wage. Tidak ada perbedaan rakaat salat dan bacaan doa dengan Islam pada umumnya. Perebedaan hanya terletak pada penetapan hari besar keagamaan.
Untuk hitungan Hari Raya Idul Adha tahun ini, Aboge menggunakan hitungan Japatji (Julhizah 4 dan pasaran 1). Jadi untuk hari raya kurban jatuh pada Senin Pon.
Untuk tahun ini jemaah Aboge di Desa Leces hanya menyembelih 1 ekor kambing. Mereka tidak menyembelih sapi karena tejangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Salah seorang jemaah Aboge bernama Solihin mengatakan, Aboge tetap berpegang teguh dengan hitungan kitab Mujarobah atau kitab Jawa kuno. Mereka tetap hidup rukun dengan ormas-ormas Islam lainnya.
“Selalu berbeda sehari bisa 2 hingga 3 hari dengan penetapan pemerintah. Habis salat Ied dilanjutkan makan bersama tumpengan yang dibawa jemaah Aboge untuk menjalin silaturahmi,” kata Solihin.