Sebatang Kara Di Purwakarta, Emak Ilem Tinggal Di Gubuk Reot

JABARNEWS | PURWAKARTA – Kondisi Nenek Ilem (70) sangat memprihatinkan. Nenek warga Gang Keramik, RT 21, RW 03, Desa Mulyamekar, Kecamatan Babakancikao ini menghabiskan masa tuanya seorang diri di gubuk reot tak layak huni.

Meski kondisi tangan sebelah kanannya tak bisa bergerak sempurna karna sakit, ia tetap berusaha keras untuk mendapatkan biaya hidup sehari-hari. Ia sehari-hari memungut barang bekas seperti kardus dan botol plastik bekas minuman.

“Tangan saya sebelah kanan sakit kalau diangkat. Tidak ada biaya untuk berobat, sampai sekarang seperti ini. Sehari-hari saya mulung (memungut, Red) kardus dan gelas plastik di jalan dan tong sampah di sekitar sini,” ujar Emak Ilem, saat ditemui di gubuknya, Selasa (9/10/2018).

Baca Juga:  Inilah Tips Agar Lebaran Nanti Wajah Tetap Cantik Dan Bebas Dari Komedo

Dari hasil mengumpulkan barang bekas, dirinya mengaku mendapatkan Rp 5.000 – Rp 20.000 per hari. “Sekarang saya tidak sanggup kerja lain sebab kondisi sudah tua. Paling mulung dan pemberian orang lain saja untuk biaya makan,” ucapnya.

Rumah gubuk berukuran 2 x 2 meter itu terbuat dari dinding terpal plastik dan bilik bambu. Untuk atap dari genteng berdiri di atas tanah milik Perhutani itu sangat memprihatinkan.

Baca Juga:  Dinkes Garut Lakukan Penelusuran Terkait Penyebab Anak Meninggal Usai Divaksin Covid-19

Kondisi sebagian atap dan dinding telah lama rusak dan terbuka. Akibatnya, saat musim hujan Emak Ilem terpaksa tidur dalam keadaan basah kuyup dan kedinginan, Kadang-kadang nginep di pelataran Ponpes AD- Dhuha.

“Sudah tiga kali lebaran emak tinggal di sini, ini tanah milik Perhutani emak hanya numpang saja. Untuk makan kadang-kadang emak ada yang ngasih. Kalau gak ada yang ngasih ya gak makan,” ujar emak.

Baca Juga:  Kapolres Majalengka Bagikan Puluhan Motor Untuk Petugas Bhabinkamtibmas

Kendati tubuhnya sudah renta, Emak Ilem tetap berjuang. Pekerjaan serabutan dipilihnya, meskipun itu tak menghasilkan uang banyak.

Bahkan, kadang hanya makan nasi dan garam untuk mengganjal perutnya yang lapar. Namun, makan sering dikirim warga sekitar karena kasihan melihat kondisi Emak Ilem.

“Di sini tinggal sendirian, anak tidak ada, saudara juga tidak ada. Mau paksa bagaimana sudah tidak ada, ya tidak usah makan, minum air saja. Kadang, ada pemberian makan dari tetangga,” ucapnya lirih. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat