“Target kami adalah menurunkannya ke bawah 5 persen. Salah satu kuncinya adalah dengan memperbaiki asupan nutrisi, terutama untuk anak-anak,” jelasnya.
Pemprov Jabar kini tengah menjajaki kerja sama produksi Furikake secara lokal, termasuk peluang transfer teknologi dari Jepang. Rencana tersebut juga mencakup pembangunan pabrik Furikake di daerah dengan angka stunting tinggi.
“Kami terbuka untuk investasi. Selain berdampak pada peningkatan gizi, Furikake punya potensi nilai ekonomi dan bisa diekspor kembali ke Jepang,” tambah Herman.
Ia menekankan bahwa Jawa Barat memiliki sumber daya melimpah mulai dari sayuran, rempah, hingga hasil peternakan dan perikanan yang mendukung pengembangan produk ini secara berkelanjutan.
Sementara itu, Direktur IFA, Shintaro Matsue, menyatakan dukungannya terhadap rencana Pemprov Jabar.